Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Pantaskah Aku Berbangga Pada Diriku?

Goresan tinta abu-abu pada segumpal awan putih diatas langit biru pada hari itu, seakan membuka tabir baru. Dunia yang aku tapaki ini, tidak selamanya berkawan manis denganku. Usia yang terus menggerogoti sendi-sendi yang kian merapuhkan tulangku, mau tak mau mengingatkan bahwa aku tak selamanya bisa melihat kefanaan yang indah dengan anugerah kedua mata ini dari Tuhan. Bentangan cakrawala luas berhias burung-burung menari berterbangan indah menuju pelabuhannya masing-masing, hanya sekedip terlihat lalu menghilang tertelan detik yang berlalu. Aku mengeryitkan dahi, lalu sejenak terlintas dalam benak: "Sekejap itukah aku menghirup nafas dan terhenti?". Langit yang semula bergelayut biru menyejukkan mata yang memandang kagum karena ciptaan-Nya, berubah menyakitkan saat jarum merajuk bergeser dari persinggahannya. Mentari yang gagah berani menunjukkan kharismanya menyinari seluruh pelosok bumi, hingga lubang-lubang semut hangat akan sinar emasnya. Waktu bagai pedang yang terus

Pelabuhan Hati

  Pilihkan aku seseorang Yang mencintaiMu hingga buta MenyayangiMu tanpa batas MengasihiMu tanpa meminta balas Pilihkan aku seseorang Yang serahkan jiwanya untukMu Teteskan air matanya dalam sujud dihadapMu Berikan raganya untuk tak henti bersimpuh padaMu Pilihkan aku seseorang Yang Kau pilih dari sisiMu Yang Kau tulis di Lauhul MahfudzMu Yang Kau tunjuk menjadi imam terbaik untukku Pilihkan aku seseorang Yang bersamanya akan kuarungi suka dan duka Bersamanya kulewati segala canda dan tangis berdua Dengannya iman dan istiqomah akan terus tertuju pada Sang Pencipta Satukan hati ini dengan seseorang Dimana hati akan damai jika berada disampingnya Jiwa akan terasa sejuk bersamanya Saling berbagi indahnya cinta yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa Satukan hati ini dengan seseorang Yang padanya hamba akan mengabdi Yang dengannya hamba akan berjanji setia sehidup semati Dan padanya hamba jatuhkan pilihan untuk menjadi pelabuhan terakhir hati ini Duhai calon i

Dibawah Atap yang Sama

Teruntuk kamu yang membuatku tertunduk Melihatmu merendah dihadapan Allah Ketaatan yang menyelimuti hatimu Semakin membuatku tersadar Tak aku pungkiri Aku mengagumimu Bukan karena tampan wajahmu Atau karena raga yang fana Bahkan sekedar suara yang menggema Tapi sujudmu dihadapan Tuhanmu Membuatku tertegun dalam sendu Iya, aku mengangumimu Matahari pukul delapan pagi Untuk kesekian kali kau disini Dibawah atap yang sama denganku Namun dibatasi oleh sekat pemisah Antara ikhwan dan akhwat Sekali lagi, aku mengagumimu Masjid itu akan selalu menjadi tempat untukmu Bernaung dibawah atap untuk menyembah Tuhanmu Sembah sujud tertuju pada Sang Pengatur Waktu Yang telah mengatur pertemuang denganmu Namun, sungguh aku takut untuk mengaku Aku terlalu takut untuk mengagumimu Aku tak mengenalmu Bahkan mengetahui namamu saja, tidak Yang aku tahu hanya caramu beribadah pada Tuhanmu Yang selalu membuatku tertunduk malu Merasa rendah dihadapan-Nya Merasa tak pantas bila