Assalamu'alaikum. Ayah, apa kabar hari ini? Semoga Allah terus memberi perlindungan, kesehatan, barokah umur, pokoknya yang baik-baik deh buat Ayah. Sebelumnya, Cas mau berterimakasih sama Ayah, karena udah jadi my super super hero selama ini. Cuma dengan tulisan ini, Cas bisa bener-bener ungkapin apa yang Cas rasakan selama jadi anak perempuan kesayangan Ayah. Semoga Ayah baca yaaa...
Dear Ayah..
Di usiamu yang sudah menginjak angka 43 pada tahun 2013 ini, wajahmu sudah mulai menunjukkan garis-garis tua. Kantung matamu juga sudah semakin lebar dan tampak jelas. Apalagi, pekerjaanmu di kantor yang membuatmu terlihat terbebani, walaupun aku tau, engkau bukan tipe orang yang suka mengeluh. Ya, aku kagum padamu Ayah! Tanpa rasa lelah dan keluh kesah sedikit pun, engkau jalani semuanya dengan ikhlas. Jalani kewajiban sebagai seorang "buruh" kantoran, seperti yang sering kau bilang padaku. Kau juga sering bilang padaku, "Jangan pernah jadi seperti Ayah, jadi buruh seperti ini. Hidupmu bakal terkunci, tidak bebas bergerak dan akan terus tergantung pada bosmu.", kata-kata itu masih teringat jelas dan terpatri kuat dalam memori otakku. Mungkin, engkau tak ingin aku rasakan beratnya menjadi sepertimu, padahal dalam hati kecil ini, engkau adalah sosok yang paling aku kagumi setelah Ibu. Seorang pejuang kehidupan, menafkahi aku, Ibu dan adik. Maafkan anakmu ini, terkadang masih sering mengeluh dan menuntut akan apapun yang aku inginkan, tanpa peduli betapa berat menjadi dirimu. Sungguh, berdosa sekali anakmu ini Ayah...
Dear Ayah..
Terkadang, aku menganggapmu tak peduli kepadaku. Tak pernah ambil rapot sisipan atau semesterku, tak pernah ikut rapat disekolahku, semuanya Ibu yang mengambil alih. Terkadang, aku sempat berfikir, engkau membedakanku dengan Adik. Yaah, pemikiran yang sangat amat dangkal. Sikapmu yang tegas, disiplin, keras, dan cuek kadang membuatku muak dan marah. Namun, tanpa aku ketahui, Ibu pernah bilang kepadaku : "Dulu, waktu kamu masih kecil, mulai dari memandikanmu, menjagamu, mengganti popokmu, dan menggendongmu, sampai menidurkanmu adalah Ayah. Waktu itu Ibu masih tidak tega, karena kamu masih berumur sekitar 1 bulan". Sontak perasaan bersalah itu datang. Setega itukah aku menghakimimu setelah banyak hal yang kau korbankan untukku? Sejahat itu kah aku? Lalu Ibu melanjutkan lagi, "Ayahmu itu perhatian dan sayang sekali denganmu. Waktu kamu sakit dulu, dia yang pertama menjagamu dikamar. Dia tidak tidur semalaman, untuk menjagamu. Bahkan dia cukup panik, saat suhu tubuhmu terus naik bahkan sampai-sampai kau mengigau. Dia panik, saat Rumah Sakit kehabisan kamar rawat inap, dan dia akhirnya memutuskan membawamu pergi ke Rumah Sakit di Malang". Aku hanya diam, hatiku bergetar, bahkan saat menulis ini, aku mengingat kembali memori itu, iya..cuma airmata yang bisa ungkapkan rasa. Sungguh, berdosa sekali anakmu ini Ayah..
Dear Ayah..
Usiamu kini sudah mulai senja, bila dihitung menurut umur Rasulullah, kesempatanmu tinggal 20 tahun lagi untuk hidup. Tapi, aku terus berdoa kepada Allah agar Dia memberimu kesempatan yang lebih, agar engkau bisa melihat aku sukses dan membahagiakanmu juga Ibu. Ayah...kini aku sudah beranjak dewasa. Mungkin, sikapku sering buatmu muak, atau aku lebih peduli dengan teman-temanku, tanpa peduli jika engkau ingin mempunyai waktu yang lebih bersamaku. Saat kau mengajakku untuk keluar bersama Ibu dan Adik, aku bahkan kadang menolak, dengan alasan tugas-tugas sekolah yang menumpuk. Padahal, kau hanya ingin waktuku sejenak saja untuk kuhabiskan bersamamu. Maafkan anakmu yang berdosa ini Ayah..
Dear Ayah..
Izinkan aku membawamu menuju surga-Nya. Doakan aku ditengah proses perubahanku menjadi manusia yang lebih baik, menjadi putri kecilmu yang lebih baik seiring beranjak dewasa, menjadi putri kecilmu yang bisa kau banggakan, walaupun aku tidak bisa berikan prestasi dalam bidang edukasi, tapi aku berusaha berikan ketenangan batin dan kebanggaanmu dalam berakidah dan dalam Agama Allah. Doakan aku ditengah perubahanku menjadi seorang gadis yang sedang menapaki jalan Allah, memang terjal dan mendaki, tapi ini semua kulakukan semata-mata karena aku ingin Ridho-Nya, dan juga karenamu Ayah. Aku pernah membaca cerita tentang beratnya tanggung jawab seorang Ayah di akhirat kelak, bagaimana disiksanya seorang Ayah nanti bila ia membiarkan anak dan istrinya berbuat menyimpang dari ajaran Allah. Aku tidak ingin Allah murka kepadamu gara-gara aku Ayah, sungguh aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila itu terjadi. Aku juga teringat kata-kata temanku "Bila seorang Ayah membiarkan anaknya keluar satu langkah dari rumah tanpa menggunakan hijab, maka satu langkah lebih dekat Ayahnya menuju neraka". Sungguh aku tidak mau dan tidak sanggup menjerumuskanmu ke neraka Allah. Karena itu akan sangat pedih Ayah.
Dear Ayah..
Semoga Allah terus memberimu Barokah dan Ridho-Nya. Semoga jalanmu dilancarkan, dan diperlapang. Semoga engkau terus menjadi Ayah yang terbaik untukku dan Adik, dan menjadi suami terbaik untuk Ibu. Ayah, semoga saat ajalmu nanti menjemputmu, yang entah itu kapan akan terjadi, engkau tidak akan merasakan sakit yang berkepanjangan. Semoga Allah mempermudahmu bertemu dengan-Nya dan para Rasul-nya di Jannatul Firdaus. Semoga perubahanku bisa menuntunmu dan Ibu bertemu lagi di surga Allah. Aamiin.
Dear Ayah.. thank you for all lessons that you have taught to me. I'm so proud having you as my dad and my super hero. I LOVE YOU.
From : your daughter
To : my lovely daddy
#CasildaAuliaRakhmadina
Dear Ayah..
Di usiamu yang sudah menginjak angka 43 pada tahun 2013 ini, wajahmu sudah mulai menunjukkan garis-garis tua. Kantung matamu juga sudah semakin lebar dan tampak jelas. Apalagi, pekerjaanmu di kantor yang membuatmu terlihat terbebani, walaupun aku tau, engkau bukan tipe orang yang suka mengeluh. Ya, aku kagum padamu Ayah! Tanpa rasa lelah dan keluh kesah sedikit pun, engkau jalani semuanya dengan ikhlas. Jalani kewajiban sebagai seorang "buruh" kantoran, seperti yang sering kau bilang padaku. Kau juga sering bilang padaku, "Jangan pernah jadi seperti Ayah, jadi buruh seperti ini. Hidupmu bakal terkunci, tidak bebas bergerak dan akan terus tergantung pada bosmu.", kata-kata itu masih teringat jelas dan terpatri kuat dalam memori otakku. Mungkin, engkau tak ingin aku rasakan beratnya menjadi sepertimu, padahal dalam hati kecil ini, engkau adalah sosok yang paling aku kagumi setelah Ibu. Seorang pejuang kehidupan, menafkahi aku, Ibu dan adik. Maafkan anakmu ini, terkadang masih sering mengeluh dan menuntut akan apapun yang aku inginkan, tanpa peduli betapa berat menjadi dirimu. Sungguh, berdosa sekali anakmu ini Ayah...
Dear Ayah..
Terkadang, aku menganggapmu tak peduli kepadaku. Tak pernah ambil rapot sisipan atau semesterku, tak pernah ikut rapat disekolahku, semuanya Ibu yang mengambil alih. Terkadang, aku sempat berfikir, engkau membedakanku dengan Adik. Yaah, pemikiran yang sangat amat dangkal. Sikapmu yang tegas, disiplin, keras, dan cuek kadang membuatku muak dan marah. Namun, tanpa aku ketahui, Ibu pernah bilang kepadaku : "Dulu, waktu kamu masih kecil, mulai dari memandikanmu, menjagamu, mengganti popokmu, dan menggendongmu, sampai menidurkanmu adalah Ayah. Waktu itu Ibu masih tidak tega, karena kamu masih berumur sekitar 1 bulan". Sontak perasaan bersalah itu datang. Setega itukah aku menghakimimu setelah banyak hal yang kau korbankan untukku? Sejahat itu kah aku? Lalu Ibu melanjutkan lagi, "Ayahmu itu perhatian dan sayang sekali denganmu. Waktu kamu sakit dulu, dia yang pertama menjagamu dikamar. Dia tidak tidur semalaman, untuk menjagamu. Bahkan dia cukup panik, saat suhu tubuhmu terus naik bahkan sampai-sampai kau mengigau. Dia panik, saat Rumah Sakit kehabisan kamar rawat inap, dan dia akhirnya memutuskan membawamu pergi ke Rumah Sakit di Malang". Aku hanya diam, hatiku bergetar, bahkan saat menulis ini, aku mengingat kembali memori itu, iya..cuma airmata yang bisa ungkapkan rasa. Sungguh, berdosa sekali anakmu ini Ayah..
Dear Ayah..
Usiamu kini sudah mulai senja, bila dihitung menurut umur Rasulullah, kesempatanmu tinggal 20 tahun lagi untuk hidup. Tapi, aku terus berdoa kepada Allah agar Dia memberimu kesempatan yang lebih, agar engkau bisa melihat aku sukses dan membahagiakanmu juga Ibu. Ayah...kini aku sudah beranjak dewasa. Mungkin, sikapku sering buatmu muak, atau aku lebih peduli dengan teman-temanku, tanpa peduli jika engkau ingin mempunyai waktu yang lebih bersamaku. Saat kau mengajakku untuk keluar bersama Ibu dan Adik, aku bahkan kadang menolak, dengan alasan tugas-tugas sekolah yang menumpuk. Padahal, kau hanya ingin waktuku sejenak saja untuk kuhabiskan bersamamu. Maafkan anakmu yang berdosa ini Ayah..
Dear Ayah..
Izinkan aku membawamu menuju surga-Nya. Doakan aku ditengah proses perubahanku menjadi manusia yang lebih baik, menjadi putri kecilmu yang lebih baik seiring beranjak dewasa, menjadi putri kecilmu yang bisa kau banggakan, walaupun aku tidak bisa berikan prestasi dalam bidang edukasi, tapi aku berusaha berikan ketenangan batin dan kebanggaanmu dalam berakidah dan dalam Agama Allah. Doakan aku ditengah perubahanku menjadi seorang gadis yang sedang menapaki jalan Allah, memang terjal dan mendaki, tapi ini semua kulakukan semata-mata karena aku ingin Ridho-Nya, dan juga karenamu Ayah. Aku pernah membaca cerita tentang beratnya tanggung jawab seorang Ayah di akhirat kelak, bagaimana disiksanya seorang Ayah nanti bila ia membiarkan anak dan istrinya berbuat menyimpang dari ajaran Allah. Aku tidak ingin Allah murka kepadamu gara-gara aku Ayah, sungguh aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila itu terjadi. Aku juga teringat kata-kata temanku "Bila seorang Ayah membiarkan anaknya keluar satu langkah dari rumah tanpa menggunakan hijab, maka satu langkah lebih dekat Ayahnya menuju neraka". Sungguh aku tidak mau dan tidak sanggup menjerumuskanmu ke neraka Allah. Karena itu akan sangat pedih Ayah.
Dear Ayah..
Semoga Allah terus memberimu Barokah dan Ridho-Nya. Semoga jalanmu dilancarkan, dan diperlapang. Semoga engkau terus menjadi Ayah yang terbaik untukku dan Adik, dan menjadi suami terbaik untuk Ibu. Ayah, semoga saat ajalmu nanti menjemputmu, yang entah itu kapan akan terjadi, engkau tidak akan merasakan sakit yang berkepanjangan. Semoga Allah mempermudahmu bertemu dengan-Nya dan para Rasul-nya di Jannatul Firdaus. Semoga perubahanku bisa menuntunmu dan Ibu bertemu lagi di surga Allah. Aamiin.
Dear Ayah.. thank you for all lessons that you have taught to me. I'm so proud having you as my dad and my super hero. I LOVE YOU.
From : your daughter
To : my lovely daddy
#CasildaAuliaRakhmadina
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting