Pengalaman akan tetap menjadi guru terbaik bukan? Yap! Tepat.
Bermula dari hobi menulisku, aku menemukan rhytheme dari gaya tulisanku, yakni menjurus ke arah karya tulis ilmiah. Bertemu dengan dua partner hebat yang kocak pula, kami bekerjasama dengan baik hingga saat ini. Bersyukur Allah memilihkan dua partner ini. Walaupun laki-laki, tapi mereka tidak melalaikan tugasnya. Singkat cerita, saat itu kami nekat untuk mendaftar sebuah kompetisi karya tulis ilmiah nasional di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya, yakni Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Hal tersebut menjadi pengalaman pertama kami setelah sebelumnya kami mengikuti kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Baru tingkat Fakultas.
Pada kompetisi kali ini, tema yang diusung berupa inovasi pangan berbahan dasar bahan pangan lokal. Tema tersebut memudahkan kami karena memang berkesinambungan dengan bidang kami, yakni teknologi pangan. Proses pembuatan proposal tersebut cukup melelahkan, bahkan kami pun sering begadang hingga larut malam untuk menyelesaikan ini semua. Sampai pada akhirnya tiba hari H pengumpulan proposal, namun sayangnya proposal kami belum mendapatkan persetujuan dari dekan pada hari kamisnya. Hari Jumat kami sudah harus mengirimkan proposal tersebut pada panitia. Dengan terpaksa, saya dan fadli berangkat ke surabaya guna memberikan proposal kepada panitia. Kami berdua benar-benar kelelahan saat itu, namun alhamdulillah hasil tidak meghianati usaha. Kami dinyatakan lolos dan masuk ke babak final 20 hari kemudian.
Singkat cerita, tanggal 5 Juni kami berangkat ke Surabaya guna mengikuti final keesokan harinya. Persiapan kami memang dirasa sudah cukup. Kami berdoa semoga diberi kelancaran untuk mengikuti final esok hari. Pada tanggal 6 Juni 2015, kami melangsungkan final. Kami cukup nervous karena itu merupakan pengalaman pertama kami. Ditambah lagi, kami baru tau kalau kompetitor kami yakni mahasiswa yang sudah menginjak semester 6 hingga 10, sementara kami baru semester 2. Kami pasrah, cukup berdoa saja.
Kami mendapat giliran nomor 5 pada saat presentasi. Alhamdulillah, Allah memberi kesempatan pada kami untuk melihat finalis lainnya mempresentasikan karya mereka terlebih dahulu, sehingga kamu bisa mengevaluasi penampilan kami nanti. Satu per satu berlalu, tiba saatnya kelompok kami maju. Kami melewatinya dengan lancar dan baik. Namun, para juri sangat teliti, kami mendapatkan serangan bertubi-tubi, namun kami dapat mengatasinya walau sempat terseok karena keterbatasan ilmu pengetahuan. Maklum, kami masih semester 2.
Singkat cerita, pengumuman dari finalis tiba. Sudah kami tebak, kami belum beruntung. Namun, kami mendapatkan banyak pelajaran dan motivasi dari rekan-rekan finalis lainnya dikarenakan kami masih semester dua namun kami berhasil masuk final. Banyak dari mereka memuji, namun bagi kami itu merupakan cambuk keras agar kami tidak terlena dan berhenti disini. Pengalaman yang luar biasa yang tidak mungkin kami dapatkan di lingkungan kampus dan kelas saja. Terimakasih atas kesempatannya.. Sampai jumpa tahun depan!
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting