Oleh: Zakariya Hidayatullah
Mahasiswa
STID Muhammad Natsir
Zaman sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah
itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang
yang belum terbayar, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun
masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah
atau merana.
“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik
daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa
kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook
atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan
dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang
paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu
masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu
jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi
fitrah bagi setiap insan.
...Jangankan
kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan
galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya...
Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan
Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun pernah mengalami
keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur
dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh
pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang
sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah
bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan
khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap
Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang
mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan
pikiran mereka.
Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih,
sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih
merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap
persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada
Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal
bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
...Allah
telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang
menghampiri jiwa...
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan,
tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua
itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk
Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan
solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau
rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu
setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat
membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu
untuk orang lain.
Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika
menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai
kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi
setiap masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan
kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat
berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat
mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini.
Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim
minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya
kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
...ketika
keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban
berat yang kita derita...
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak
sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha
Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita
derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika
menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah
mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat
bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah
membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena
dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada
pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang
kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik
yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam
segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi
dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan
yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau
yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan
janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya
pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan
melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
...Bersabar,
berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah
solusi segala persoalan...
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah
hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah,
yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau,
serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor
yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat
kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta
mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan
yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah
bersama kita. [voa-islam.com]
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting