Halo, assalamu'alaikum. Rasanya udah lama banget aku nggak nulis di blog ini. Hampir 3 bulan, ya? Sampai-sampai ayahku nanya "kamu kok nggak pernah nulis lagi?". Rupanya beliau juga menjadi salah satu orang yang menikmati tulisanku, hehe.
Nggak kerasa, udah lebih dari 4 bulan aku ada di benua seberang, benua biru, Eropa. Tepatnya di negara Polandia. Di tulisan kali ini, aku mau berbagi pengalaman bagaimana rasanya belajar bahasa lokal atau yang biasa disebut Polish language (bahasa Polandia). Jadi, langsung aja ke cerita-ceritanya ya!
Aku belajar Polish udah sekitar 4 bulan atau equal dengan 1 semester. Jujur, selama 4 bulan ini rasanya menyenangkan bisa belajar bahasa baru yang nggak aku tau sama sekali sebelumnya. Ya, nggak dipungkiri, awalnya cukup struggling belajar bahasa ini. Polish punya banyak sekali aturan atau grammar dibanding dengan English. Misalnya, aturan terkait gender. Polish punya 3 jenis aturan gender, yaitu maskulinum (he), femininum (she), dan neutrum (it). "Kelihatannya sama aja dengan English kok?". Eits, belum selesai. Aku kasih contoh lagi ya:
Di bahasa Polandia, aturannya adalah sebagai berikut:
1. Maskulinum adalah semua kata yang berakhiran huruf konsonan dan vokal (kecuali "a")
2. Femininum adalah semua kata yang berakhiran huruf vokal "a"
3. Neutrum adalah semua kata yang berakhiran huruf vokal "o" atau -um
Aturan yang aku tulis diatas hanya sebagian kecil aja, untuk memudahkan kalian memahami betapa ribetnya bahasa ini, lol.
Oke, masuk ke contoh ya. Dibawah ini adalah sedikit contohnya:
1. English: That is a red book
Polish: To jest czerwona książka --> memakai aturan femininum
*nominative dari czerwona adalah czerwony, tapi karena książka berakhiran huruf "a", maka czerwony menjadi czerwona
2. English: He is young
Polish: On jest młody --> memakai aturan maskulinum
*nomative dari młody adalah młody, tidak ada perubahan karena kata-kata nominative pada umumnya adalah maskulinum (laki-laki)
3. English: The baby is small
Polish: Dziecko jest małe
*nominative dari małe adalah mały, tapi karena dziecko berakhiran huruf "o", maka mały menjadi małe
Mulai pusing? Iya, sama. Aku pun pusing waktu pertama kali belajar bahasa ini. Tapi, yang namanya bahasa, latihan satu-satunya ya dipakai setiap hari, lama-lama terbiasa. Keruwetan ini belum berakhir, karena bahasa Polandia mempunyai 36 alfabet atau 10 alfabet tambahan dibanding dengan regular alfabet yang kita pakai sehari-hari. Cara pengucapannya pun berbeda dibandingkan yang biasa kita ucapkan sehari-hari. Misalnya:
1. Huruf W dibaca V
2. Huruf Ł dibaca W
3. Huruf Ę dibaca EUNG atau tetap E apabila di akhir kata
4. Huruf Ą dibaca AUNG
5. Huruf C dibaca TS (seperti membaca huruf hijaiyah tsa)
6. Huruf Ż dibaca RZSH (nggak bisa kalau nggak praktek wkwk)
7. Huruf SZ dibaca SH (seperti membaca huruf hijaiyah shad)
8. Huruf CZ dibaca CH
9. Huruf RZ dibaca RZSH
10. Huruf Ź dibaca SZ (kurang lebih)
11. Huruf Ó dibaca U
12. Huruf U tetap dibaca U (bukan YU seperti di bahasa Inggris)
13. Huruf Y dibaca E (e nya berat, kalau di orang Jawa, seperti dikasih tanda pepet)
14. Huruf E dibaca E (e nya ringan, seperti membaca kata "elok")
15. Huruf J dibaca Y
Asik kan? Hehe. Iya, iya, emang beda banget ya? Tapi alhamdulillah untuk orang Indonesia sendiri menurutku tidak punya kesulitan berarti untuk pelafalannya. Lidah kita cukup fleksibel untuk mengucapkan berbagai kata-kata sulit, bahkan yang tidak ada huruf vokalnya sama sekali.
Pertanyaan yang sering aku dapatkan selama aku mengikuti sekolah bahasa ini adalah: "Sekolahnya ini termasuk di beasiswa?", "Ini sekolah atau semacam les?".
Oke, let me answer these questions.
Jadi sekolah bahasa ini masuk dalam cover beasiswaku, yaitu beasiswa Ignacy Łukasiewicz. Memang tujuan beasiswa ini adalah mengenalkan bahasa dan budaya Polandia kepada para penerimanya. Awalnya aku agak keberatan harus mengikuti sekolah bahasa, karena jujur aku pengen segera belajar ke jenjang master. Mungkin aku udah terlanjur excited dengan bidang keilmuan jadi pengen cepet-cepet aja. Tapi, setelah aku lihat lagi sekarang, aku merasa beruntung bisa sekolah bahasa ini. Kenapa? Pertama, kalo mau les bahasa aja nih, terlepas bahasa apapun, pasti mahaaaaal banget! Sementara aku dapet gratisan. Terus yang kedua, aku bisa nambah koleksi bahasa yang aku bisa ngerti. Dulu, aku nyesel banget "ngelupain" bahasa Jepang yang udah aku pelajari selama 2 tahun di SMA. Sekarang aku semakin sadar kalo bahasa itu jendela dunia. Ketika kita bisa berbagai macam bahasa, kita bisa easily break the boundaries between other people from other countries dengan cara mudah memahami apa yang mereka bicarain. Ketiga--masih berkaitan dengan yang kedua, di Polandia ini, masyarakatnya kebanyakan masih menggunakan bahasa lokal, alias Polish. Jadi, dengan belajar bahasa mereka, aku bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang lokal. Mereka pun sangat antusias ketika orang asing bisa ngobrol dengan mereka menggunakan bahasa Polandia. Ya, sama halnya ketika kita seneng waktu ada bule bisa bicara bahasa Indonesia, ya kan?
Next answer for the second question is YES! INI SEKOLAH. Jadi, kita tetep bakal ada yang namanya midterm exam dan final exam, juga ada yang namanya rapor. Kalo nggak lulus? Kita bisa minta ulang satu kali. Kalo nggak lulus lagi? Kita terancam dipulangkan alias beasiswanya dicabut. So, sekolah bahasa ini nggak main-main. Ya seperti kuliah pada umumnya aja. Bedanya mungkin cuma jurusannya dan pressure aja.
Well, aku sendiri baru menyelesaikan ujian akhir semester untuk semester pertamaku kuliah Bahasa Polandia ini. Alhamdulillah, nilai yang aku dan teman-temanku dapatkan memuaskan. Kami menikmati sekolah bahasa yang kami lalui selama 1 semester kemarin. Dosen-dosen kami juga sangat amat supportive, baik-baik banget, dan cantik! Haha. Mereka nggak segan untuk approach kita ketika kita ada kesulitan, malah nggak gengsi bantuin kita diluar jam sekolah sampai tengah malem huhu. Aku cinta banget sama mereka pokoknya :")
Oh iya, selain bahasa Polandia, di semester ini aku juga dapet dua mata kuliah tambahan, yaitu Geography dan Geology. Untuk dua mata kuliah ini memang program satu paket gitu dari kampus. Jadi, bukan hanya teman-teman yang dari jurusan tersebut yang mengambil mata kuliah tersebut. Tapi, aku pun yang dari teknologi pangan tetap mengambil mata kuliah tersebut. Ceritanya panjaaaang tapi intinya gitu hehe.
Kalo untuk semester selanjutnya alias semester 2, sampai detik aku menulis ini, aku belum tau lanjut atau enggak. Soalnya, aku alhamdulillah udah dapet LoA untuk melanjutkan master di salah satu perguruan tinggi negeri di Polandia. Saat ini, aku masih menunggu approval dari pihak beasiswaku, apakah aku diizinkan memotong semester sekolah bahasa (karena dianjurkan 2 semester, tapi 1 semester pun boleh). Kalo diizinkan, aku akan lanjut master mulai tanggal 24 Februari besok dan akan menulis hal-hal baru lagi di blog ini. Doain aku yaaa!
Udah gitu aja ceritaku. Nantikan ceritaku selanjutnya yaa! Kocham cię ❤️
Casilda Aulia Rakhmadina
Kak ada nomor wa gk untuk khursus ke kakak?
BalasHapus