Aku menuliskan ini khusus untukmu, cantik.
Paras wajahmu yang cantik jelita menggoreskan garis keturunan dari Ayah dan Ibu yang mulia.
Senyum indah yang terlukis di setiap hari-hari itu sungguh mempesona.
Tawamu melegakan jiwa-jiwa yang rindu akan hadirmu.
Candamu menghangatkan suasana yang dingin membeku.
Kesempurnaan Tuhan yang telah menciptakan makhluk sepertimu.
Cantik.
Aku menuliskan ini untukmu.
Sebagai wujud terimakasihku atas apa yang telah kau berikan.
Untuk luka yang saat itu menganga.
Untuk perih yang engkau beri cuka.
Untuk lisanmu yang menghujam sukma.
Untuk tulisanmu yang menusuk jiwa.
Cantik, jujur engkau buatku terluka.
Cantik.
Tidak terbesit sedikitpun rasa tidak suka.
Tidak terpikir sedikitpun untuk membalas duka.
Sewajarnya hati seorang hamba.
Terasa sesak sekali di dada.
Bukan karena asa dan cinta yang terlupa
Tetapi, lisan yang bagai pisau dari baja
Yang mencabik relung jiwa
Cantik.
Tahukan engkau?
Aku banyak mengalah karena memikirkanmu.
Cobalah bertanya pada pendampingmu.
Apakah ia akan berkata jujur padamu?
Sejujurnya katakanlah, apa salahku padamu?
Hingga engkau tega hujat aku
Sampai hati ini terasa pilu
Cantik.
Aku memang tidak sempurna
Kamu lebih sempurna
Tuhan ciptakan parasmu ayu nan jelita
Kamu lebih baik seperti apa yang engkau kata
Aku akui, mungkin itu benar adanya
Bila dibandingkan denganmu, aku bukan apa-apa
Cantik.
Tamparan kerasmu padaku memang mengguncang hati
Tapi sungguh, aku menerima semua perih ini
Hujatan deras yang engkau lontarkan, aku nikmati
Akan aku jadikan sebuah refleksi diri
Bahkan aku ingat hingga mati
Cantik.
Aku tau, engkau adalah wanita tangguh juga baik
Aku berdoa agar kau selalu bahagia
Aku berharap agar akhlakmu selalu mulia
Aku bahagia untukmu
Aku memanjatkan bait-bait cantik pada Tuhan, agar kau terlindungi
Cantik.
Mungkin secara tidak sengaja
Suatu hari kau akan baca tulisan ini
Kau akan menganggapku manusia munafik
Seperti apa yang kau bilang pada mereka
Tapi, bolehkah kali ini aku menampik?
Cantik, sungguh jangan kau buka lagi luka lama itu
Terimakasih, cantik.
Segala yang kau beri menjadi awal pendewasaaan diri
Pelajaran berharga darimu menjadi cambukan keras untuk hati
Agar tidak mudah mempercayai
Mentalku kini teruji
Dan, terimakasih lagi.
Dengan ini aku mengetahui
Mana sahabat yang datang lalu pergi
Dan, mana sahabat yang sejati.
Sekali lagi aku ucapkan
Terimakasih, cantik :)
Sincerely
Casilda Aulia Rakhmadina
Paras wajahmu yang cantik jelita menggoreskan garis keturunan dari Ayah dan Ibu yang mulia.
Senyum indah yang terlukis di setiap hari-hari itu sungguh mempesona.
Tawamu melegakan jiwa-jiwa yang rindu akan hadirmu.
Candamu menghangatkan suasana yang dingin membeku.
Kesempurnaan Tuhan yang telah menciptakan makhluk sepertimu.
Cantik.
Aku menuliskan ini untukmu.
Sebagai wujud terimakasihku atas apa yang telah kau berikan.
Untuk luka yang saat itu menganga.
Untuk perih yang engkau beri cuka.
Untuk lisanmu yang menghujam sukma.
Untuk tulisanmu yang menusuk jiwa.
Cantik, jujur engkau buatku terluka.
Cantik.
Tidak terbesit sedikitpun rasa tidak suka.
Tidak terpikir sedikitpun untuk membalas duka.
Sewajarnya hati seorang hamba.
Terasa sesak sekali di dada.
Bukan karena asa dan cinta yang terlupa
Tetapi, lisan yang bagai pisau dari baja
Yang mencabik relung jiwa
Cantik.
Tahukan engkau?
Aku banyak mengalah karena memikirkanmu.
Cobalah bertanya pada pendampingmu.
Apakah ia akan berkata jujur padamu?
Sejujurnya katakanlah, apa salahku padamu?
Hingga engkau tega hujat aku
Sampai hati ini terasa pilu
Cantik.
Aku memang tidak sempurna
Kamu lebih sempurna
Tuhan ciptakan parasmu ayu nan jelita
Kamu lebih baik seperti apa yang engkau kata
Aku akui, mungkin itu benar adanya
Bila dibandingkan denganmu, aku bukan apa-apa
Cantik.
Tamparan kerasmu padaku memang mengguncang hati
Tapi sungguh, aku menerima semua perih ini
Hujatan deras yang engkau lontarkan, aku nikmati
Akan aku jadikan sebuah refleksi diri
Bahkan aku ingat hingga mati
Cantik.
Aku tau, engkau adalah wanita tangguh juga baik
Aku berdoa agar kau selalu bahagia
Aku berharap agar akhlakmu selalu mulia
Aku bahagia untukmu
Aku memanjatkan bait-bait cantik pada Tuhan, agar kau terlindungi
Cantik.
Mungkin secara tidak sengaja
Suatu hari kau akan baca tulisan ini
Kau akan menganggapku manusia munafik
Seperti apa yang kau bilang pada mereka
Tapi, bolehkah kali ini aku menampik?
Cantik, sungguh jangan kau buka lagi luka lama itu
Terimakasih, cantik.
Segala yang kau beri menjadi awal pendewasaaan diri
Pelajaran berharga darimu menjadi cambukan keras untuk hati
Agar tidak mudah mempercayai
Mentalku kini teruji
Dan, terimakasih lagi.
Dengan ini aku mengetahui
Mana sahabat yang datang lalu pergi
Dan, mana sahabat yang sejati.
Sekali lagi aku ucapkan
Terimakasih, cantik :)
Sincerely
Casilda Aulia Rakhmadina
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting