Suatu sore di bulan Desember
Senja menampakkan kehadirannya
Goresan cahaya jingga mulai semburat di cakrawala
Memberikan tanda lembaran waktu akan berganti malam
Jingga mulai hilang
Menyisakan diri ini yang terduduk sendiri bersama sepi
Malam setia menemani
Dengan secangkir kopi, aku termenung lagi
Wahai hati...
Mengapa engkau berpihak pada hati yang lain?
Hingga engkau tersakiti?
Bukankah ada yang lebih berhak untuk mendapatkan perasaan ini?
Wahai hati...
Mengapakah engkau condong kepada hati yang lain?
Hingga engkau lupa akan Pemilikmu seseungguhnya?
Bukankah apa yang engkau simpan akan ditunjukkan suatu hari nanti?
Wahai hati...
Begitu lancang engkau menyimpan satu nama
Hingga engkau lupa untuk menyisakan satu nama dalam dirimu
Nama yang tak akan lekang dimakan oleh waktu
Duhai diri...
Mengapa engkau takut untuk kehilangan seseorang yang kau nanti?
Padahal dirimu sendiri bukanlah milikmu
Padahal dirimu hanyalah seonggok jasad yang akan kembali pada Penciptamu
Duhai diri...
Mengapakah engkau membiarkan nafsu menggerogoti hatimu
Sampai akhirnya engkau buta akan perasaan yang tidak seharusnya ada
Tidak sadarkah engkau akan tipu daya dunia?
Duhai diri...
Sekarang saatnya untuk kembali
Menata hati dan jiwa untuk Ilahi
Bukan sekadar untuk lelaki yang engkau nanti
Duhai diri...
Lebih baik engkau dekatkan hati kepada Pemilik yang Hakiki
Janganlah engkau biarkan ia ternodai
Oleh rasa yang belum saatnya datang menghampiri....
Written by: Casilda Aulia Rakhmadina
Senja menampakkan kehadirannya
Goresan cahaya jingga mulai semburat di cakrawala
Memberikan tanda lembaran waktu akan berganti malam
Jingga mulai hilang
Menyisakan diri ini yang terduduk sendiri bersama sepi
Malam setia menemani
Dengan secangkir kopi, aku termenung lagi
Wahai hati...
Mengapa engkau berpihak pada hati yang lain?
Hingga engkau tersakiti?
Bukankah ada yang lebih berhak untuk mendapatkan perasaan ini?
Wahai hati...
Mengapakah engkau condong kepada hati yang lain?
Hingga engkau lupa akan Pemilikmu seseungguhnya?
Bukankah apa yang engkau simpan akan ditunjukkan suatu hari nanti?
Wahai hati...
Begitu lancang engkau menyimpan satu nama
Hingga engkau lupa untuk menyisakan satu nama dalam dirimu
Nama yang tak akan lekang dimakan oleh waktu
Duhai diri...
Mengapa engkau takut untuk kehilangan seseorang yang kau nanti?
Padahal dirimu sendiri bukanlah milikmu
Padahal dirimu hanyalah seonggok jasad yang akan kembali pada Penciptamu
Duhai diri...
Mengapakah engkau membiarkan nafsu menggerogoti hatimu
Sampai akhirnya engkau buta akan perasaan yang tidak seharusnya ada
Tidak sadarkah engkau akan tipu daya dunia?
Duhai diri...
Sekarang saatnya untuk kembali
Menata hati dan jiwa untuk Ilahi
Bukan sekadar untuk lelaki yang engkau nanti
Duhai diri...
Lebih baik engkau dekatkan hati kepada Pemilik yang Hakiki
Janganlah engkau biarkan ia ternodai
Oleh rasa yang belum saatnya datang menghampiri....
Written by: Casilda Aulia Rakhmadina
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting