Aku tahu, hidup itu bukan seperti pinggiran sambosa. Lurus-lurus saja tanpa ada rintangan dan halangan yang menghadang. Aku tau, hidup itu pasti akan seperti pinggiran pastel, penuh lika-liku, cobaan, dan ujian pastinya. Ketika kamu mulai merasa jenuh dengan keadaan, seperti tidak ada yang mengerti keadaanmu, kamu merasa terjebak dengan rasa yang tak biasa, kesepian dan kehilangan, terjebak dalam suatu suasana yang memaksamu untuk mengingat hal-hal yang seharusnya tidak perlu kamu tengok kembali, berceritalah kepada ALLAH. Sungguh, Dia-lah satu-satunya Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Mengerti dan Memahami. Bahkan saat kamu mencoba menyembunyikannya dalam sebutir biji zara pun, Dia akan mengerti. Tidak ada satupun yang bisa kamu sembunyikan darinya, sedikitpun.
Ketika kamu terjebak dalam hiruk-pikuk tawa orang-orang disekitarmu, padahal hatimu sedang bermuram durja, saat kamu hanya bisa melengkukan sedikit senyuman di bibirmu, bahkan kamu pun tahu, apa yang kamu lakukan hanya untuk menunjukkan bahwa kamu baik-baik saja. Tapi seperti kata orang, mata adalah jendela hati. Matamu tidak akan pernah bisa berbohong. Air yang mulai menumpuk di pelupuk mata, seakan jadi saksi kebisuanmu. Ketidakberdayaanmu untuk mencurahkan apa yang kamu rasakan. Diam mungkin salah satu cara terbaikmu, karena kamu tidak pernah, dan tidak ingin menunjukkannya kepada khalayak, bahwa kamu sedang bersedih. Cukup kamu dan Allah. Sekali lagi, hanya ALLAH lah yang paling mengerti kamu. Bagaimana tidak? Dia yang menciptakanmu, dari setetes mani yang kemudian berenang menuju satu sel telur. Bukankah itu sebuah pembuktian? Hanya Dia-lah, tempat yang pantas untukmu, mengadu segala keluh kesah hatimu.
Hening malam pun tiba. Suara-suara dengkuran Ayah atau bahkan Ibumu mulai terdengar. Inilah saat yang tepat untukmu berserah diri. Menghilangkan segala penatmu, dalam sentuhan air wudlu. Membiarkan semua penatmu, jatuh dan mengalir bersamanya. Kain putih untuk menutup seluruh auratmu pun telah kau kenakan. Bersiap untuk menghadap-Nya. Lantunan ayat-ayat Al-Qur'an berbisik lewat getaran bibirmu. Tenggelam dalam malam yang kelam, dalam sajadah yang basah, dalam suasana yang syahdu nan khusyuk. Apa yang lebih dari indah selain berserah kepada Allah, berdialog dengan-Nya, menangis dihapadan-Nya, bercerita sesuka hatimu, tanpa perlu khawatir seseorang akan mengetahuinya. Sekali lagi, Allah lah Tuhan itu. Allah lah yang mengerti, Allah yang memahami, dan Allah yang mengetahui. Tak mengapa sajadahmu basah karena penyesalan dosa-dosa, daripada kamu berhura-hura. Ketika kamu mendekat kepada Allah selangkah saja, percayalah Dia akan mendekat 1000 langkah kepadamu. Bahkan, Dia lebih dekat dari urat nadimu. Dalam sajadah basah yang menjadi saksi pengakuan dosa dan taubat, serta curahan asa, Allah memelukmu. Tidak tahukah kamu? Seorang muslim akan jauh lebih kuat dari beribu benteng beton ketika dia berada dalam sujudnya :''')).
Ketika kamu terjebak dalam hiruk-pikuk tawa orang-orang disekitarmu, padahal hatimu sedang bermuram durja, saat kamu hanya bisa melengkukan sedikit senyuman di bibirmu, bahkan kamu pun tahu, apa yang kamu lakukan hanya untuk menunjukkan bahwa kamu baik-baik saja. Tapi seperti kata orang, mata adalah jendela hati. Matamu tidak akan pernah bisa berbohong. Air yang mulai menumpuk di pelupuk mata, seakan jadi saksi kebisuanmu. Ketidakberdayaanmu untuk mencurahkan apa yang kamu rasakan. Diam mungkin salah satu cara terbaikmu, karena kamu tidak pernah, dan tidak ingin menunjukkannya kepada khalayak, bahwa kamu sedang bersedih. Cukup kamu dan Allah. Sekali lagi, hanya ALLAH lah yang paling mengerti kamu. Bagaimana tidak? Dia yang menciptakanmu, dari setetes mani yang kemudian berenang menuju satu sel telur. Bukankah itu sebuah pembuktian? Hanya Dia-lah, tempat yang pantas untukmu, mengadu segala keluh kesah hatimu.
Hening malam pun tiba. Suara-suara dengkuran Ayah atau bahkan Ibumu mulai terdengar. Inilah saat yang tepat untukmu berserah diri. Menghilangkan segala penatmu, dalam sentuhan air wudlu. Membiarkan semua penatmu, jatuh dan mengalir bersamanya. Kain putih untuk menutup seluruh auratmu pun telah kau kenakan. Bersiap untuk menghadap-Nya. Lantunan ayat-ayat Al-Qur'an berbisik lewat getaran bibirmu. Tenggelam dalam malam yang kelam, dalam sajadah yang basah, dalam suasana yang syahdu nan khusyuk. Apa yang lebih dari indah selain berserah kepada Allah, berdialog dengan-Nya, menangis dihapadan-Nya, bercerita sesuka hatimu, tanpa perlu khawatir seseorang akan mengetahuinya. Sekali lagi, Allah lah Tuhan itu. Allah lah yang mengerti, Allah yang memahami, dan Allah yang mengetahui. Tak mengapa sajadahmu basah karena penyesalan dosa-dosa, daripada kamu berhura-hura. Ketika kamu mendekat kepada Allah selangkah saja, percayalah Dia akan mendekat 1000 langkah kepadamu. Bahkan, Dia lebih dekat dari urat nadimu. Dalam sajadah basah yang menjadi saksi pengakuan dosa dan taubat, serta curahan asa, Allah memelukmu. Tidak tahukah kamu? Seorang muslim akan jauh lebih kuat dari beribu benteng beton ketika dia berada dalam sujudnya :''')).
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting