Betapa beruntungnya kita terlahir sebagai seorang muslim/muslimah. Itulah karunia terindah yang diberikan Allah pada kita. Karunia yang tidak ternilai harganya. Itulah salah satu tanda bahwa Allah menyayangi kita, dan tidak pernah sekalipun mengabaikan umat-Nya yang mau mendekat pada-Nya, bahkan umat yang jauh pun, Dia bimbing untuk kembali ke jalan-Nya.
Ketika masalah datang menghampiri hidup kita, membuat hari-hari yang seharusnya indah menjadi buram, sepiring nasi serasa sepiring aking, cerahnya pagi menjadi seperti gelapnya malam, kita tidak menyadari, pertolongan-Nya sangatlah dekat jika kita mau meminta petunjuk-Nya. Terkadang, kita sok jual mahal dan merasa bisa menyelesaikan semua tanpa bantuan Allah, sungguh itu pemikiran yang SALAH DAN DANGKAL!
Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya. Apabila kita merasa berat dengan cobaan yang diberikan oleh-Nya, kita tidak bisa dan tidak punya alasan untuk menyalahkan Allah. Mengapa? Karena Allah memberi kita kemampuan yang luar biasa, tidak terbatas. Namun, kita terlalu cepat menyerah, membatasi diri untuk keluar dari masalah, membuat kondisi seakan menjadi paling buruk dan kemudian kita terjebak didalamnya. Benar tidak? Padahal jika kita mau dan kita berusaha untuk keluar dari masalah-masalah di kehidupan ini, Allah tidak segan untuk mengulurkan tangan-Nya saat kita terjatuh. Iya, memang hanya Dia-lah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Ketika kita merasa sudah tidak sanggup, biasanya yang kita lakukan adalah menangis. Meratapi keadaan yang serasa sudah semakin runyam. Menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Lalu selanjutnya, kita ingin menceritakan masalah kita kepada seseorang untuk mengurangi beban hati. Menangislah, jika ingin menangis. Keluarkan semua yang ada di hatimu, agar tidak menjadi penyakit hati. Tapi saudaraku, alangkah lebih baik jika kita meratap dihadapan Allah, bukan kepada sesama manusia? Apa tidak boleh kita bercerita kepada sahabat kita misalnya? Boleh-boleh saja, tapi ingatlah, manusia tetaplah manusia, tidak luput dari salah dan dosa. Berceritalah seperlunya saja, jangan berlebihan. Jikalau kita bercerita sesuatu yang privasi atau penting kepada sahabat atau teman terdekat, mungkin mereka bisa memberi solusi atau tidak. Semisal mereka memberi solusi, kita biasanya hanya ikut saja, kita bahkan jarang berpikir, apa itu solusi terbaik? Jangan salahkan mereka jikalau solusi yang mereka beri ternyata kurang tepat, sekali lagi, mereka tetap manusia. Maka dari itu, kembali pada Allah lah yang paling tepat.
Bersujud disepertiga malam terakhir adalah waktu yang tepat. Saat semua orang terlelap dalam tidurnya, terasa tinggal kita dan Allah saja yang ada. Bercumbu dalam linangan airmata dan doa-doa. Ditemani dengan cerita-cerita masalah yang kita curahkan pada Allah. Dia-lah pendengar terbaik dan pemberi solusi terbaik. Dia-lah penyimpan rahasia teraman, tidak perlu takut untuk disebarluaskan. Karena hanya kita dan Allah yang tau, hanya Dia yang tau apa isi hati kita.
Ada dua tipe orang saat ia mempunyai masalah :
1) Dia yang hanya diam dan berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi dengannya. Hanya lengkungan senyum tipis di bibirnya. Dia tidak ingin orang mengetahui apa yang dia rasakan. Cukuplah dia dan Tuhannya saja yang mengetahui isi hatinya.
2) Dia yang bersua. Ingin mencari perhatian. Kadang tanpa mereka sadari, mereka membuka aib mereka sendiri. Parahnya, ada yang sambil mengumpat. Naudzubillah...
Alangkah indahnya Islam... Hanya dengan tersenyum saja, kita sudah dapat pahala. Apalagi saat kita punya masalah yang sesungguhnya saat itu hati kita menjerit, menangis, dan meronta seolah tidak sanggup lagi, tapi kita masih bisa memberi senyum kepada sesama. Bukankah itu menularkan kebahagiaan pada mereka? Dan bukankah itu salah satu sedekah dan memberi pahala?
Jadi pilih mana? Diam dan tersenyum tapi Allah tau apa yang kita rasakan, dan pasti akan membantu kita dan juga kita dapat pahala ATAU bersua, mengumpat, seperti tong kosong dan tidak mendapat apa-apa? Silahkan dipilih :)
Ketika masalah datang menghampiri hidup kita, membuat hari-hari yang seharusnya indah menjadi buram, sepiring nasi serasa sepiring aking, cerahnya pagi menjadi seperti gelapnya malam, kita tidak menyadari, pertolongan-Nya sangatlah dekat jika kita mau meminta petunjuk-Nya. Terkadang, kita sok jual mahal dan merasa bisa menyelesaikan semua tanpa bantuan Allah, sungguh itu pemikiran yang SALAH DAN DANGKAL!
Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya. Apabila kita merasa berat dengan cobaan yang diberikan oleh-Nya, kita tidak bisa dan tidak punya alasan untuk menyalahkan Allah. Mengapa? Karena Allah memberi kita kemampuan yang luar biasa, tidak terbatas. Namun, kita terlalu cepat menyerah, membatasi diri untuk keluar dari masalah, membuat kondisi seakan menjadi paling buruk dan kemudian kita terjebak didalamnya. Benar tidak? Padahal jika kita mau dan kita berusaha untuk keluar dari masalah-masalah di kehidupan ini, Allah tidak segan untuk mengulurkan tangan-Nya saat kita terjatuh. Iya, memang hanya Dia-lah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Ketika kita merasa sudah tidak sanggup, biasanya yang kita lakukan adalah menangis. Meratapi keadaan yang serasa sudah semakin runyam. Menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Lalu selanjutnya, kita ingin menceritakan masalah kita kepada seseorang untuk mengurangi beban hati. Menangislah, jika ingin menangis. Keluarkan semua yang ada di hatimu, agar tidak menjadi penyakit hati. Tapi saudaraku, alangkah lebih baik jika kita meratap dihadapan Allah, bukan kepada sesama manusia? Apa tidak boleh kita bercerita kepada sahabat kita misalnya? Boleh-boleh saja, tapi ingatlah, manusia tetaplah manusia, tidak luput dari salah dan dosa. Berceritalah seperlunya saja, jangan berlebihan. Jikalau kita bercerita sesuatu yang privasi atau penting kepada sahabat atau teman terdekat, mungkin mereka bisa memberi solusi atau tidak. Semisal mereka memberi solusi, kita biasanya hanya ikut saja, kita bahkan jarang berpikir, apa itu solusi terbaik? Jangan salahkan mereka jikalau solusi yang mereka beri ternyata kurang tepat, sekali lagi, mereka tetap manusia. Maka dari itu, kembali pada Allah lah yang paling tepat.
Bersujud disepertiga malam terakhir adalah waktu yang tepat. Saat semua orang terlelap dalam tidurnya, terasa tinggal kita dan Allah saja yang ada. Bercumbu dalam linangan airmata dan doa-doa. Ditemani dengan cerita-cerita masalah yang kita curahkan pada Allah. Dia-lah pendengar terbaik dan pemberi solusi terbaik. Dia-lah penyimpan rahasia teraman, tidak perlu takut untuk disebarluaskan. Karena hanya kita dan Allah yang tau, hanya Dia yang tau apa isi hati kita.
Ada dua tipe orang saat ia mempunyai masalah :
1) Dia yang hanya diam dan berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi dengannya. Hanya lengkungan senyum tipis di bibirnya. Dia tidak ingin orang mengetahui apa yang dia rasakan. Cukuplah dia dan Tuhannya saja yang mengetahui isi hatinya.
2) Dia yang bersua. Ingin mencari perhatian. Kadang tanpa mereka sadari, mereka membuka aib mereka sendiri. Parahnya, ada yang sambil mengumpat. Naudzubillah...
Alangkah indahnya Islam... Hanya dengan tersenyum saja, kita sudah dapat pahala. Apalagi saat kita punya masalah yang sesungguhnya saat itu hati kita menjerit, menangis, dan meronta seolah tidak sanggup lagi, tapi kita masih bisa memberi senyum kepada sesama. Bukankah itu menularkan kebahagiaan pada mereka? Dan bukankah itu salah satu sedekah dan memberi pahala?
Jadi pilih mana? Diam dan tersenyum tapi Allah tau apa yang kita rasakan, dan pasti akan membantu kita dan juga kita dapat pahala ATAU bersua, mengumpat, seperti tong kosong dan tidak mendapat apa-apa? Silahkan dipilih :)
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting