Langsung ke konten utama

Wanita Diujung Dinding Masjid Itu....




 Hello bloggers! Ketemu lagi sama saya, huehehe. Lama nggak ngepost nih, jadi kangen :3 *eh
Oh iya, Alkhamdulillah banget sekarang udah memasuki hari ke 22, dan malam ke 23 bulan Ramadhan. Alkhamdulillah masih diberi kesempatan untuk merasakan suasananya sampai detik ini :). Bloggers gimana nih? Puasa kan? Puasa dongss :D

Oke! Cusss to the point aja ya. Pasti penasaran dengan judul yang aku buat, tapi ini berdasarkan kisah nyata yang sungguh miris dan terenyuh, serius ngga boong! Ntar batal puasa mimin ^^v
Well, check this out!

*Udah sekitar 2 hari ini mimin sholat tarawih sendirian, nggak ada temennya (melas banget!). Temen mimin yang namanya Brilli, yang biasanya tarawih bareng mimin lagi halangan, jadi gabisa deh. Terus Ibu mimin juga lagi halangan, Ayah mimin sakit, lengkap sudah! T.T
Tapi itu nggak menghalangi niat mimin buat tetep sholat tarawih di Masjid, Alkhamdulillah :).
Akhirnya malam itu (malam ke 21), mimin berangkat ke masjid sendirian. Kebetulann jarak antara rumah mimin sama masjid nggak seberapa jauh, sekitar 200m an kalo ngga salah sih :p

Nah, pas itu masjid juga masih sepi, maklum waktu mimin berangkat ke masjid itu adzan Isya' masih berkumandang, jadi mungkin orang-orang masih pada siap-siap. Nah! Pas banget, shaff sholatnya masih longgar, akhirnya majulah mimin ke shaff nomer dua dari depan, dan duduklah mimin disebelah seorang nenek, nenek itu tetangga mimin dari RT sebelah. Ya, otomatis mimin bersalaman dengan nenek itu sebagai wujud rasa hormat sebagai yang muda kepada yang tua kan :D


Tapi pada saat sholat Isya' mimin lihat seorang nenek yang sangat membuat mimin terenyuh. Bagaimana tidak? Dibalik tulang belulangnya yang mulai rapuh digerogoti oleh usia, beliau masih tetap menyempatkan diri untuk beribadah sholat berjamaah di Masjid. Subhanallah kan? :")
Diam-diam, mimin memperhatikan nenek itu waktu beliau sholat (red: sholat sunnah khoblal Isya').Untuk rukuk, kemudian sujud, dan berdiri lagi itu membutuhkan waktu kira-kira satu menit. Tapi, entah apa yang membuat beliau sungguh bersemangat. Mungkin, rasa taatnya kepada Allah SWT lah yang membuatnya mengabaikan keringkihan fisiknya. Masha Allah....

TAPI DISISI LAIN, MIRISSSSSS...............
Saat mimin menyadari, semakin hari semakin sedikit orang yang datang ke Masjid, ya walaupun di bulan Ramadhan seperti ini. Kebanyakan dari mereka mungkin masih kerja, atau entahlah. Semakin hari, shaff mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama laki-laki. Kalau dibandingkan dengan semangat nenek tadi, sungguh miris. Ya, semoga kita bisa ambil hikmah dan manfaat dari semangat nenek tadi dalam menjalankan kewajibannya untuk ALLAH SWT. Wallahu'alam Bissawab :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku