Langsung ke konten utama

Amanah: Jurang Antara Surga dan Neraka

https://triyogaadiperdana.files.wordpress.com/2012/03/amanah.jpg 
Assalamu'alaikum wr. wb. Alhamdulillah, kita sudah sampai di tahun baru masehi 2016 dalam keadaan sehat walafiat dan masih diberi kesempatan untuk bernafas juga beribadah kepada Allah Swt. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW, karena beliau yang telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang, alhamdulillah.

Beberapa bulan terakhir, tepatnya sekitar bulan Oktober-Desember, setiap perguruan tinggi di Indonesia sedang gencar-gencarnya mengampanyekan Pemilihan Umum Raya atau biasa dikenal dengan PEMIRA. Istilah ini tidak asing lagi bagi kalangan mahasiswa, terutama mereka yang menggeluti bidang politik. PEMIRA merupakan pemilihan umum yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin-pemimpin kampus, baik tingkat jurusan, fakultas dan universitas. Pemimpin-pemimpin kampus, seperti Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Ketua Himpunan yang nantinya akan menjadi panutan, sarana atau perwakilan yang menampung segala aspirasi dan suara mahasiswa. Asas dari PEMIRA sama dengan PEMILU yang umumnya dilakukan untuk memiliki kepala daerah dan Presiden & Wakil Presiden Republik Indonesia, yakni LUBER JURDIL (Langsung-Bebas-Rahasia-Jujur-Adil).

Banyak dari calon-calon yang berasal dari independen ataupun diusung oleh organisasi mahasiswa eksternal kampus (OMEK)  berlomba-lomba mencalonkan kader mereka masing-masing. Visi dan misi dibuat semenarik mungkin dengan polesan program kerja yang 'wah' dan janji-janji  manis bertebaran yang bertujuan menarik perhatian massa agar mau memilih mereka. Semakin mendekati hari H pemilihan umum, semakin gencarlah kampanye dilaksanakan. Menurut beberapa survey acak yang tidak terlalu kongkret yang telah dilakukan, beberapa mahasiswa masih ragu dalam menyalurkan hak suara mereka. Berbagai alasan dilontarkan, mulai dari malas, tidak kenal calonnya, takut memilih karena kalau salah pilih bakalan kecipratan dosanya, takut pemimpin yang mereka pilih tidak amanah, makanya mending GOLPUT! Itu kata mereka. Ya, setiap orang memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat suatu problematika atau kejadian disekitarnya, termasuk PEMIRA.

Tahukah kalian, sebenarnya menjadi pihak dengan predikat golongan putih (golput) bukanlah sesuatu yang patut untuk dibanggakan. Alasan-alasan yang dilontarkan tidak cukup mewakili untuk menjadi alasan tidak memilih calon pemimpin kita selama beberapa periode ke depan. Mengapa saya berkata demikian? Ya, karena kitalah yang menentukan mau dibawa kemana kepemimpinan ini selama periode ke depan? Apabila alasan-alasan diatas tetap kekeuh untuk dijadikan dalih dalam menolak untuk menyumbangkan suara, lantas kita tidak usah sok protes apabila ada yang salah di kepemimpinan yang akan datang. Bukannya kita sendiri memilih untuk tidak ambil bagian dalam mengawal kepemimpinan baru? Bukannya kita sendiri yang tidak peduli? Coba kita renungkan, bagaimana kita menginginkan sesuatu yang baik jika kita tidak turut andil untuk ambil bagian di dalamnya? Kitalah yang menjadi penentu siapa dan bagaimana seorang pemimpin kita ke depannya.

Disisi lain, amanah yang saat ini sedang dibebankan pada pundak-pundak para pemimpin adalah sebuah tugas berat bagi mereka. Amanah tersebut merupakan mandat dari rakyat yang dipercayakan  untuk menjalankan kepemimpinan selama periode ke depan. Ketika seorang pemimpin tidak dapat menjalankan amanah dengan baik, maka amanah tersebut justru akan menjadi bumerang bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi sebaliknya, jika seorang pemimpin mampu mengemban amanah dengan baik, maka surga untuknya. Berikut kutipan ayat Al-Qur'an tentang amanah:

Allah SWT berfirman,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab: 72).[1]

Sifat Amanah dan Rahim di Akhirat nanti akan menjadi pengawal seseorang saat menyeberangi Sirath. Jika seseorang menjaga Amanah di dunia dan melakukan Silaturahim maka keduanya akan menyeberangkannya dengan selamat sampai Surga. Sebaliknya jika seseorang tidak menjaga Amanah di Dunia dan tidak melakukan Silaturahim maka keduanya tidak akan mampu mengawalnya menuju Surga. [1]

Oleh sebab itu, amanah tidak selayaknya menjadi suatu kebanggaan yang berlebihan, namun amanah haruslah dijadikan suatu cambukan agar dapat menjaganya dengan baik. Karena, amanah itu bisa menjadi surga nan indah untuk mereka yang mengembannya, namun juga bisa berbalik menjadi ladang dosa dan berbuah neraka, naudzubillah. Semoga kita yang saat ini sedang mengemban amanah dapat menjalankan dan menunaikan dengan baik, serta senantiasa meminta perlindungan Allah dari godaan setan dan hawa nafsu agar tidak mudah tergoda dalam menjalankan amanah ini. Aaamiin.

Penulis: Casilda Aulia Rakhmadina








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku