Langsung ke konten utama

Jas Almamater Story: My First Travelling Alone Goes to Makassar for Indonesian Young Professional Paper Awards 2017

Assalamu'alaikum bloggies. Alhamdulillah di penghujung tahun ini saya masih bisa nulis disini lagi setelah hampir dua bulan absen karena riweuh dengan berbagai aktivitas di kampus. Yap. Bulan Desember ini menjadi bulan sakral bagi kami anak-anak organisasi di Universitas Brawijaya yang pada umumnya melakukan serah terima jabatan organisasi. Ada yang demisioner, ada yang mengemban amanah baru hehe. 

Oke-oke cukup intermezonya ya. Tujuan saya kali ini nulis disini yaitu untuk berbagi pengalaman saya travelling sendirian ke Makassar! Yap, saya diberi kesempatan untuk berkunjung ke Kota Daeng ini dalam rangka mengikuti event penghargaan peneliti muda sekaligus lomba kepenulisan. Event yang saya ikuti adalah Indonesian Young Professional Paper Awards 2017 yang diadakan oleh KOMA Youth Collaboration. Event ini diikuti oleh kurang lebih 26 universitas negeri maupun swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Yuk langsung aja caw ke ceritanya hehe.

24 November 2017 - Fly to Makassar

Setelah mendapatkan pengumuman bahwa saya termasuk ke dalam nominasi yang mendapat penghargaan sebagai The Most Innovative Researcher, saya diharuskan berangkat ke Makassar untuk mengikuti agenda perlombaan guna memperebutkan Gold Paper Awards, Silver Paper Awards, dan Bronze Paper Awards. Awalnya, saya tidak berniat berangkat karena pada tanggal itu saya punya agenda yaitu program kerja bidang saya di organisasi sehingga saya diwajibkan mengikuti rangkaian acaranya. Namun demikian, setelah saya negosiasi dengan ketua bidang saya, saya akhirnya diizinkan berangkat dengan catatan menyelesaikan kewajiban saya sebelum berangkat ke Makassar. Sebelum berangkat, saya harus pula membuat power point untuk presentasi serta beberapa peralatan pendukung lainnya, seperti brosur dan kemasan karena pada saat itu inovasi yang saya angkat yaitu produk makanan balita. 
Hari demi hari berlalu, tiba hari keberangkatan, yaitu Jumat 24 November 2017. Saat itu saya dibelikan tiket oleh Ayah menggunakan pesawat Batik Air. Cuaca hari itu agak tidak bersahabat terbukti dengan mendung sepanjang hari dan akhirnya hujan H-1 jam sebelum pesawat saya boarding. Hujan semakin deras dan saya semakin was was karena ini juga pengalaman pertama saya flight sendirian dan langsung ke pulau seberang. Benar saja, pesawat saya delay 1 jam karena cuaca buruk. Saya menunggu selama 1 jam hingga akhirnya ada aba-aba untuk melakukan boarding. Penerbangan memakan waktu kurang lebih 1 jam 17 menit. Penerbangan berjalan seperti biasa, saya juga mulai tertidur. Tapi... mendekati landing, diatas pulau Sulawesi, awan bergerombol datang dannn turbulensinya cukup kencang. Turbulensi itu cukup mmebuat saya istighfar dan pasraah se pasrah pasrahnya. Turbulensi terkecang yang pernah saya rasakan selama ini, cukup membuat jantung copot. Alhamdulillah setelah melewati awan-awan tersebut turbulensi mereda dan saya mendarat dengan selamat. Setelah sampai dan menunggu jemputan panitia, saya bersama teman-teman nominator lain dibawa menuju Hotel Red Planet Makassar untuk persiapan technical meeting pada malam harinya.

25 November 2017 - The Day of Presentation

Keesokan harinya, hari Sabtu tanggal 25 November 2017 adalah hari presentasi perlombaan sekaligus malam penganugerahan. Saya mendapatkan urutan 7 di ruang B dengan tema Gagasan Tertulis bidang Ilmu Pertanian dan Hewani. Pada hari itu saya mendapatkan sedikit masalah dengan kesehatan saya yang tidak baik sehingga agak menghambat aktivitas saya, terutama presentasi. Alhamdulillah, presentasi berjalan cukup lancar dengan berbagai pertanyaan juri yang kritis. Namun sayangnya, saya harus kembali ke hotel terlebih dahulu karena kondisi badan yang semakin tidak fit sehingga tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti acara presentasi hingga selesai. Saya waktu itu berharap agar bisa cepat pulih sehingga malam harinya bisa mengikuti malam penganugerahaan. Siang itu saya gunakan untuk istirahat dan tidur sepanjang hari hingga malam. Tetatpi, qadarullah saya masih sakit dan akhirnya saya memutuskan tidak mengikuti malam penganugerahan. Malam itu saya habiskan dengan mengabari orang tua tentang kondisi saya dan bertelfon ria dengan sahabat saya. Malam semakin larut, teman sekamar saya, tsania, belum juga kembali ke kamar. Saya menghubungi dia untuk menanyakan apakah acaranya sudah selesai. Tsania membalas pesan saya beserta informasi bahwa saya mendapatkan Silver Paper Awards di kategori Ilmu Pertanian dan Hewani. Alhamdulillah, satu kesempatan lagi Allah berikan kepada saya. Penghargaan terakhir sebelum saya demisioner kala itu. Malam itu, saya hanya bisa bersyukur kemudian kembali beristirahat agar keesokan harinya saya bisa kembali ke tanah Jawa dengan keadaan sehat.

26 November 2017 - Rotterdam

Hari terakhir di Tanah Daeng, saya bersama teman-teman nominator lainnya jalan-jalan ke Benteng Rotterdam peninggalan Belanda. Di tempat ini, kami juga mengunjungi museum yang berada di dalamnya. Cuaca yang panas membuat saya sedikit tidak bisa menikmati jalan-jalan ini. Maklum, saya sehari-hari terbiasa dengan suhu Malang yang hanya 19-27C sedangkan di Makassar bisa mencapai 32C. Setelah dari Benteng Rotterdam, kami menuju ke pusat oleh-oleh di sekitar benteng. Saya membeli beberapa oleh-oleh untuk ayah, ibu, adik, teman-teman, dan dia (?) haha. *abaikan*
Saya menyukai kain-kain etnik disini, saya lupa namanya. Tetapi karena saya ingin berhemat, jadi saya hanya membeli secukupnya saja. Puas berbelanja, saya harus segera balik ke hotel dan tidak bisa ikut ke Pantai Losari karena saya harus mengejar pesawat pukul 15.15 WITA. Singkat cerita, saya terbang ke Surabaya tanpa ada kendala berarti, walaupun sempat salah gate dan itu jaaaaauuuhh masya Allah tetapi alhamdulillah tidak delay. Saya sampai di Surabaya dalam keadaan selamat dan sehat. Pengalaman singkat yang cukup menyenagkan di Kota Makassar membuat saya suatu hari nanti ingin kembali kesana. Terimakasih Makassar!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

The Story of Abu Bakar Ash-Siddiq (Part 1)

Assalamualaikum. Salam untuk semua saudara muslim dan muslimahku sekalian. Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini saya bisa bertemu lagi dan diberi kesempatan oleh Allah untuk menulis sekaligus menebar ilmu dan kebaikan melalui blog ini. Pada pagi hari 21 Januari 2015 yang sedikit mendung ini, saya akan membahas tentang sahabat-sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Untuk mengawalinya, saya akan membahas sahabat yang paling dicintai oleh Rasulullah sekaligus khalifah pertama pengganti beliau, yaitu Abu Bakar Ash-Siddiq (semoga Allah selalu merahmati beliau). Langsung saja kita simak kisahnya. Semoga menginspirasi! Biografi Abu Bakar Ash-Siddiq Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang paling awal memeluk Islam sebagai agamanya, sehingga beliau termasuk ke dalam orang-orang yang dijuluki assabiqunal awwalun . Selain itu, beliau juga merupakan salah satu dari empat khalifah yang diberi gelar khulafaur rasyidin (khalifah yang diberi petunjuk) yang dibaiat/ditunjuk oleh umat Islam sebagai