Langsung ke konten utama

The Journey #1 - Bitter Sweet

Halo. It has been long time not writing anything on this blog. In the middle of my hectic schedule of Polish preparatory course, let me return to my hobby for a minute, writing. How have you been? I hope you do not mind if I share one or two things here. Actually it is not that important but I just want to express what I am feeling during this "not so hard nor easy" journey.





As the time goes by, I am starting to enjoy my rhythm of living in Poland. The people are nice and friendly. Until now, I, myself, never experience such bad things, like racism, hate speech, or stuff like that related my race, religion, or skin. Sometimes, I get rare staring on the way I styled, particularly because I wear hijab as my religion identity which is uncommon here. Yet, it is still acceptable (in my opinion). Otherwise, my friends ever got a hate speech from someone who was speaking in Polish while insulting them. But, thankfully, there were Polish people who helped them and got away that person.



Talking about living in Poland, it is not complete when I do not talk about culture shock. Yep, that feeling is hitting me right now. At the beginning, I thought I was okay. "It is similar to Indonesia and I will be okay. I shouldn't be worry too much". But then, I got things which I could not mention here which made me felt "I am truly Indonesian, I can not stay here". I miss how I can freely pray at mosque, pray on time, pray without anyone has a strange stare. Doing a proper ablution, peeing with a shower in your toilet, and etc. And, I miss adzan sooooooo bad, like soooooooo bad. I can only listen to adzan from my phone. I can not even imagine how if the Eid Al-Fitr comes and I can not celebrate it with my family. My heart breaks whenever I remember this case which absolutely will come. It does not mean that I am not grateful for what I have now. I just feeling incredibly homesick lately. Especially me and my friends got several cases which shocked us.




Let's back to good things. Actually, until now, I still can not believe that I am in Europe. Standing on the land I have dreamt for years. I still remember when I first asked my dad about how could I fly to Europe? Is it possible? I felt so underestimated at that time. But, my dad told me that nothing is impossible as long as I keep pushing my self to achieve my dreams by truly holding my willingness, straightly to the point I want to reach. Along way with the prayers of course. I had to experience bunch of trials before managing to get this chance. How Allah is extremely kind to me by giving this golden opportunity which make me feel beyond blessed. Also, I could not be more thankful to have such supportive parents who always have my back, through ups and downs. This bitter sweet journey I present for my lovely parents who raised me so well until what I am today. Hope I am able to give the best of me for them, even though it will never return their abundant love to me.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku