Langsung ke konten utama

Counting days before returning home

It has been a while since my last visit here. I still save some drafts of my posts that I would like to share but I think I need more time to complete the writing. I also recently got vaccinated against COVID19 and now my left arm is sore. Hence, I decided to write this light post instead. 

Well, hi! I guess? How are you doing? I hope those who are reading my post now are doing good. If not, I hope you will soon find your tune. 

A lot of events happened in the past 3 months, from March to June. I even was able to lose some weight off (yay!). After that, I had my hemorrhoid back and it was my breaking point since I had had the procedure to remove it. But yeah, sometimes, you have to admit that you contribute to worsening your own health, have not you? However, I am 100% good now. I managed to recover and it was the longest period of recovering from a hemorrhoid I have ever gone through! I wish I never have that back again. Hopefully.

Currently, I am working my ass off on my master's thesis since I am planning to return home in August this year. Well, it is quite a mix of feelings actually. On the one hand, I am so excited to back to my home country because I eventually will gather around with my family and friends. Nevertheless, it is heart-breaking knowing the fact that my time in Poland is almost over. Two years have gone by that fast! It feels surreal! I guess it is because of the pandemic at the end of 2019 that flipped over the whole plan that I had created before. I will absolutely miss my friends and every single moment and experience I gained here. Those would not ever be repeated again, sadly. 

I got a bunch of golden lessons while staying in Poland that could not be taken for granted. They could not be learned if that time I chose to study in Indonesia. If I have a chance to turn back time, I will not change anything that I have now. I believe this is the best possible scenario that God has planned for me. 

I just want to share a little bit of an update. This is what I am in the mood to talk about since my arm is getting sore by the time I am writing this closing statement, lol. 

See you next time when I have a proper time to write more. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku