Langsung ke konten utama

The Story of Abu Bakar Ash-Siddiq (Part 1)

Assalamualaikum. Salam untuk semua saudara muslim dan muslimahku sekalian. Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini saya bisa bertemu lagi dan diberi kesempatan oleh Allah untuk menulis sekaligus menebar ilmu dan kebaikan melalui blog ini. Pada pagi hari 21 Januari 2015 yang sedikit mendung ini, saya akan membahas tentang sahabat-sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Untuk mengawalinya, saya akan membahas sahabat yang paling dicintai oleh Rasulullah sekaligus khalifah pertama pengganti beliau, yaitu Abu Bakar Ash-Siddiq (semoga Allah selalu merahmati beliau). Langsung saja kita simak kisahnya. Semoga menginspirasi!




Biografi Abu Bakar Ash-Siddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang paling awal memeluk Islam sebagai agamanya, sehingga beliau termasuk ke dalam orang-orang yang dijuluki assabiqunal awwalun. Selain itu, beliau juga merupakan salah satu dari empat khalifah yang diberi gelar khulafaur rasyidin (khalifah yang diberi petunjuk) yang dibaiat/ditunjuk oleh umat Islam sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah setelah beliau wafat.

Nama asli dari Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Abdullah bin Quhaffah. Sumber lain menyebutkan nama aslinya adalah Abdul Ka'bah (hamba Ka'bah) yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (hamba Allah). Nama Abu Bakar sendiri memiliki arti, yaitu Ayah si gadis (Ayah dari Aisyah ra, istri Rasulullah), sedangkan gelas ash-Shiddiq (yang terpercaya) diberikan oleh Nabi Muhammad, sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq. Gelar ash-Shiddiq diberikan lantaran beliau membenarkan kabar dari Nabi Muhammad dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan peristiwa Isra' Miraj, ketika orang-orang kafir mengingkari peristiwa tersebut seraya berkata :
"Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam."

Abu Bakar menjawab :
"Jika ia berkata demikian, maka itu benar."

Allah pun telah menyebut Abu Bakar sebagai orang yang terpercaya (ash-Siddiq) dalam firman-Nya :
"Dan, orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS Az-Zumar 39 : 33)

Rasulullah membenarkan dan menggelari Abu Bakar gelar ash-Siddiq dalam HR Shahih Bukhari dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, lalu gunung Uhud berguncang. Lantas, Rasulullah bersabda : "Diamlah Uhud, diatasmu ada Nabi, ash-Siddiq (Abu Bakar), serta dua orang syuhada' (Umar dan Utsman)."

Abu Bakar merupakan seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seseorang yang terpelajar, dan dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Beliau merupakan keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Ia lahir di Makkah, bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 572 M, dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah Tahun Gajah. Abu Bakar bertemu nasabnya dengan Rasulullah pada kakeknya, Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Perawakan beliau yaitu berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul dan ia sering memakai hinaa dan katm.

Zaman Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Siddiq

Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Pengumpulan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh Abu Bakar adalah usul dari Umar bin Khattab. Hal ini termaktub dalam kitab Khazinatual-Asrar halaman 11 yang menerangkan bahwa penyusunan Al-Qur'an terjadi pada zaman kenabian, pengumpulan mushaf terjadi pada zaman Abu Bakar, sedangkan penyalinan mushaf terjadi pada masa Utsman bin Affan.

Al-Qur'an sudah tertulis pada masa kenabian Muhammad SAW, namun belum dikumpulkan pada satu tempat dan belum tersusun surat-suratnya. Yang menamai al-Mushaf dan mengumpulkan Al-Qur'an pertama kali adalah Abu Bakar. Pada zaman Abu Bakar, tulisan-tulisan resmi (lembaran-lembaran Al-Qur'an) yang pernah ditulis pada masa kenabian Muhammad SAW dikumpulkan. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya orang yang hapal Al-Qur'an berguguran pada Perang Yamamah. Untuk mengantisipasi dan menjaga kemurnian Al-Qur'an, dibukukanlah Al-Qur'an oleh sebuah tim yang dipimpin oleh salah seorang sahabat, yakni Zaid bin Tsabit. Dalam tim tersebut, Abu Bakar mengintruksikan agar tidak menerima satu naskah kecuali yang memenuhi dua syarat, yakni harus sesuai dengan hapalan para sahabat dan tulisan itu benar-benar ditulis dihadapan Nabi Muhammad SAW atas perintah resmi beliau.

Abu Bakar memeluk Islam atas ajakan Rasulullah Muhammad SAW. Setelah Abu Bakar memeluk agama Islam, Rasulullah merasa sangat gembira. Lantas, Abu Bakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Sa'ad bin Abi Waqas. Ia mengajak mereka untuk memeluk Islam. Akhirnya, mereka pun masuk Islam. Pada hari berikutnya, ia menemui Utsman bin Mazhum, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Sa'ad dan Arqam bin Abil Arqam. Abu Bakar mengajak mereka untuk memeluk Islam. Akhirnya, mereka pun juga masuk Islam. Namun, sangat disayangkan istri Abu Bakar sendiri, Qutaylah binti Abdul Uzza enggan untuk memeluk agama Islam, sehingga beliau pun menceraikannya. Sedangkan, istri beliau yang lain, yakni Ummu Ruman menjadi seorang muslimah juga semua anaknya, kecuali 'Abd Rahman. Akhirnya Abu Bakar memutuskan berpisah dengan 'Abd Rahman.

Menjelang wafatnya Rasulullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai Imam shalat menggantikan beliau. Hal ini mengindikasikan bahwa kelak Abu Bakar lah yang akan menggantikan Rasulullah setelah beliau wafat. Setelah beliau wafat, kaum Muhajirin dan Anshar melakukan musyawarah dan memutuskan untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pertama menggantikan Rasulullah. Tetapi, banyak kaum Syi'ah yang menentang keputusan ini karena mereka beranggapan Ali bin Abi Thalib pernah ditunjuk Rasulullah untuk menggantikannya. Namun, Ali sendiri menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah untuk menggantikan Rasulullah.

Setelah wafatnya Rasulullah dan diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah, ia mulai disibukkan dengan masalah-masalah yang mengancam persatuan, stabilitas komunitas dan negara Islam. Beberapa suku Arab dari Hijaz dan Nejed membangkan kekhalifahan yang baru beserta sistemnya, bahkan mereka menolak membayar zakat. Sementara itu, sebagian yang lain kembali pada ajaran agama nenek moyang mereka, yakni menyembah berhala. Mereka beranggapan bahwa, komitmen mereka untuk menyembah Allah/memeluk Islam hanya berlaku saat kepemimpinan Muhammad. Setelah wafatnya beliau, maka komitmen tersebut tidak berlaku lagi.

Mengenai hal ini, Abu Bakar memutuskan untuk perang terhadap mereka yang kemudian dikenal sebagai Perang Ridda. Dalam peperangan ini, perang terbesar melawan Ibnu Habib al-Hanafi atau lebih dikenal sebagai Musailamah al-Kazzab, seseorang yang mengaku-ngaku sebagai Nabi alias Nabi palsu pengganti Muhammad SAW. Akhirnya, pasukan Musailamah berhasil ditaklukkan oleh Khalid bin Walid pada pertempuran Akraba. Sedangkan, Musailamah terbunuh ditangan mantan budak, yakni Al-Wahsyi yang dibebaskan Hindun, istri Abu Sufyan, karena telah berhasil membunuh Hamzah, singa Allah pada Perang Uhud. Lalu, Al-Wahsyi bertaubat dan mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah.

Abu Bakar menjadi khalifah selama 2 tahun. Kemudian beliau wafat pada 23 Agustus 634 M di Madinah al-Munawwarah. Ia dimakamkan disebelah makan Rasulullah Muhammad SAW. Kekhalifan selanjutnya digantikan oleh sahabat Umar bin Khattab.


Demikian kisah Abu Bakar ash-Siddiq, seorang sahabat yang mulia dan dicintai oleh Allah dan Rasulullah. In shaa Allah pada kesempatan berikutnya, saya akan menguraikan berbagai ragam keistimewaan Abu Bakar ash-Siddiq. Semoga apa yang saya tulis ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Islam juga menambah keimanan kita. Aamiin. Mohon maaf apabila ada salah dalam penulisan atau penafsiran. Terimakasih. Wassalamu'alaikum.

Penulis : Casilda Aulia Rakhmadina
Dikutip dari buku : Kitab Sejarah Para Sahabat Nabi, Tabi'in, Tabi'it Tabi'in karya Abdurrahman bin Abdul Karim







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua