Langsung ke konten utama

Curahan hati untuk Ibu dan Ayah...

Assalamu'alaikum. Ibu dan Ayahku terkasih. Semoga kalian terus berada dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Bisikan doaku untuk kalian, tidak akan pernah terhenti, sekalipun mungkin kalian nanti sudah tiada lagi bersamaku disini...



Perkenankan aku, anakmu yang bandel ini untuk mencurahkan sedikit rasa yang telah lama tertahan dihati. Izinkan aku meluapkan semuanya, disini. Karena bibir ini takkan sanggup mengungkapkan langsung pada kalian. Karena setiap kali aku mencoba, antara bibir yang bergetar dan airmata yang keluar, aku tidak sanggup menahannya.. Maka dari itu, aku tulis di blog kesayanganku ini, Ibu Ayah..


Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Tahukah kalian, betapa bangganya aku memiliki kalian berdua? Terlahir dari setetes mani Ayah dan satu sel telur dari rahim Ibu. Tahukah kalian, aku tidak mengetahui jikalau aku akan menjadi buah hati kalian saat aku berada dalam kandungan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa menunggu aku terlahir ke dunia. Dan betapa beruntungnya aku, terlahir dari rahim seorang Ibu yang muslimah. cantik, sabar, tegar, dan kuat seperti Ibu. Juga betapa beruntungnya aku memiliki Ayah yang muslim, bertanggung jawab, disiplin, tegas, juga sangat mengasihi seperti Ayah. Betapa beruntungnya aku terlahir di keluarga kecil ini. Keluarga kecil yang berbahagia, yang penuh dengan cinta kasih, hampir tidak pernah aku melihat dan mendengar gesekan antara kalian berdua. Sungguh kalian begitu rapat menutupi segala permasalahan rumah tangga yang ada dari aku. Hanya curahan cinta kasih saja yang terus kalian bentuk dan kalian pertunjukkan kepadaku.

Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Tahukah kalian, betapa bersyukurnya aku ditakdirkan menjadi anak kalian. Anak pertama yang kalian harapkan setelah pernikahan itu. Anak yang kalian anggap anugerah dan rezeki. Anak yang kalian inginkan menjadi anak yang shaleha. Anak yang kalian harapkan menjadi anak yang berguna bagi sesama. Limpahan kasih sayang aku dapatkan sejak kecil, dari kalian, juga dari keluarga besar. Karena aku adalah anak sulung, sekaligus cucu pertama dari kedua belah pihak. Kalian memberiku nama yang begitu indah, nama yang menjadi salah satu doa dan harapan. Agar kelak aku menjadi setegar sosok dibalik namaku itu, sekuat dan se-shaleha beliau.

Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Tahukah kalian, betapa sedihnya aku saat aku merasa, aku belum pernah sama sekali memberi suatu kebanggaan tersendiri untuk kalian. Prestasi akademik disekolahku biasa-biasa saja. Aku pun tidak sering mengikuti lomba-lomba seperti teman-temanku yang lain. Aku juga tidak mempunyai keahlian yang menonjol, mungkin dibidang non-akademik, berbisnis lah bakatku. Bakat yang mengalir deras dari trah Ayah. Tapi, aku ingin seperti mereka. Membanggakan kedua orangtuanya, mengikuti berbagai macam perlombaan, menjadi juara kelas, di elu-elukan. Terbesit dalam hatiku : "Ya Allah, kapan aku bisa membanggakan orang tuaku seperti mereka membanggakan orang tua mereka?". Lalu airmataku menetes. Aku merasa seakan, aku tidak memberi apapun, tidak memberi timbal balik yang setimpal dengan apa yang telah kalian berikan kepadaku. Kalian telah memberikan aku segala fasilitas itu, walaupun kadang aku juga harus mempunyai beberapa usaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi, apa yang telah aku berikan untuk kalian? TIDAK ADA. Sungguh sesak dada jika aku terus mengingatnya. Aku tahu, Ayah tidak terlalu menghiraukan prestasiku dibidang akademik. Aku tahu, Ayah selalu lebih mementingkan akidah akhlaq, agama, dan etika. Aku selalu ingat kata-kata Ayah : "Ayah tidak mempermasalahkan prestasi sekolahmu, kamu dapat nilai jelek, itu masih bisa diperbaiki saat kamu belajar lagi dan kamu dapat nilai yang lebih baik. Tapi, ayah akan jauh lebih sedih kalau anak ayah punya etika yang tidak baik, karena etika itu memperbaikinya susah. Itu terbentuk sejak kecil. Agama adalah pondasi, ayah akan lebih sedih lagi kalau agama dinomor duakan. Jadi yang terpenting untuk Ayah adalah itu."


Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Tahukah kalian, aku tidak akan memaafkan diriku jikalau sampai kelakuanku di dunia ini, di dunia yang sementara ini, membawa kalian menuju  jalan yang dimurkai Allah. Aku tidak akan memaafkan diriku jikalau nanti saat dihisab, jalan kalian menuju surga terganjal gara-gara aku. Sungguh, membayangkan kalian tiada disini lagi saja, hatiku sudah sangat sesak, Bu..Yah..
Jikalau aku boleh meminta pada-Nya. Aku ingin Allah melamakan usia kalian, melamakan kalian berada disisiku selalu, mendampingiku sampai suatu hari kalian melepaskan aku, sampai suatu hari Ayah memberikan tanggung jawabnya kepada lelaki yang menjadi muhrimku kelak. Aku ingin melihat kalian bahagia, di masa tua kalian, menikmati buah dari bibit yang kalian tanam. Aku ingin menemani kalian, merawat kalian saat usia kalian senja nanti.

Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Maafkan bila aku pernah membuat hati kalian seperti tertancap duri oleh perkataan kasarku. Maafkan bila aku pernah menyakiti kalian melalui sikap dan perbuatanku. Maafkan khilaf dan dosa anakmu ini. Maafkan aku, yang belum pernah memberi kebanggaan untuk kalian. Maafkan..Maafkan saat aku pernah mengabaikan kalian hanya karena aku lebih mementingkan kawan-kawanku. Maafkan bila aku pernah tak menghiraukan perintah kalian, hanya karena aku mempunyai kesibukan yang lain. Maafkan aku, karena kesibukan disekolahku, aku tidak punya cukup waktu untuk bersama kalian. Dan maafkan saat aku dulu jatuh cinta, aku pernah melukai kalian karena aku lebih memilih menghabiskan waktu berkomunikasi dengan cinta semu ku itu daripada sekedar menonton tv bersama dengan kalian. Maafkan anakmu....

Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Allah memiliki buku takdir untuk kalian berdua. Aku pun tidak bisa sama sekali mecampuri kehendak-Nya. Dan ketika sang waktu dan takdir memisahkan kita dengan dimensi yang berbeda, aku akan selalu mengirimkan sebait doaku untuk kalian. Dan ketika nafas telah sampai pada kerongkongan, tiada lagi yang bisa dilakukan. Sesungguhnya airmata ini benar-benar tak sanggup melukiskan keadaan hatiku saat menulis paragraf demi paragraf ini. Aku, anakmu ini akan terus berusaha menjadi anak yang shaleha, seperti yang kalian dambakan. Karena aku tahu, doa anak sholeh dan shaleha bisa melapangkan kuburmu kelak. Cepat atau lambat, kita akan berpisah. Entah aku dulu yang akan pergi atau kalian.

Teruntuk Ibu dan Ayahku, semoga kalian terus berada dalam garis perlindungan Allah SWT
Aku berdoa, saat aku sukses nanti, aku, adik dan kalian bisa pergi lagi ke tanah suci, Baitullah bersama-sama. Aku berdoa, saat waktu benar-benar memisahkan dunia kita, saat waktu merenggut kebahagiaan didunia bersama kalian, aku berdoa agar kita semua dipertemukan di jannah-Nya. Aku berdoa, agar aku bisa menjadi anak yang menyelamatkan kalian saat kalian dihisab nanti. Aku berdoa, agar kalian dipertemukan di jannah-Nya, dengan aku, adik, dan adik bayi kembarku yang terlebih dahulu dipanggil oleh Allah. Sungguh cinta kalian luar biasa,. Aku berdoa, agar janji suci kalian kepada Allah, akan dipisahkan hanya oleh maut. Aku berdoa, agar saat di akhirat nanti, aku bisa bersaksi, aku bersaksi bahwa kalian telah mendidikku begitu baik, dengan pemahaman agama yang lebih dari cukup. 


Ya Allah.. anugerahkan kepada Ibu dan Ayahku, Surga Firdaus-Mu. Sungguh mereka tidak layak terkena jilatan api neraka ya Allah. Mereka banyak berkorban untukku dan adikku. Mereka telah memberi, mengajarkan agama-Mu dengan baik. Hanya saja kami yang keterlaluan. Jangan biarkan mereka merasakan panasnya neraka-Mu gara-gara kami. Sungguh kami tak sanggup. Ya Allah.. jaga Ibu dan Ayahku di sisa umur mereka. Berikan mereka yang selayaknya mereka dapatkan. Umur yang barokah, rezeki yang halal, kesehatan, dan jalan kematian yang baik, khusnul khatimah ya Allah :')

Aamiin ya Rabbal 'alamin.






Dari anakmu yang bandel


Casilda Aulia Rakhmadina



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku