Langsung ke konten utama

Gaza, aku mohon bertahanlah... (Please, hold on Gaza)

Bulan Juli ini adalah bulan yang ditunggu-tunggu. Bulan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Swt. Iya, bulan Ramadhan yang indah dan damai. Bisa dibilang, bulan Juli adalah bulannya umat muslim di seluruh dunia, dimana mereka diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Allah juga menebarkan rahmat, berkah, dan ampunan-Nya di bulan ini. Bulan Ramadhan terasa begitu spesial karena hanya ada satu tahun sekali, dan belum tentu tahun depan kita bisa merasakan bulan nan suci ini. Tapi, disaat sebagian besar umat muslim merasakan berkah Ramadhan dan damainya hati di bulan nan indah ini, dibelahan bumi bagian lain saudara-saudara muslim kita sedang menderita. Bom-bom mematikan mengintai mereka setiap saat. Sungguh kontras dengan keadaan kita, umat muslim yang berbahagia menyambut Ramadhan, mereka justru sedang diuji dengan ujian yang berat oleh Allah.

Gaza, aku mohon bertahanlah...

Sesak hati ini saat mendengar berita di tv jika Gaza mendapat serangan bertubi-tubi yang dilakukan oleh Israel. Bergetar tubuh ini bila membayangkan betapa menderitanya saudara-saudara muslimku yang sedang berjuang, berpuasa ditengah-tengah ancaman teror bom yang mematikan. Sementara aku disini? Aku bisa menikmati sahur yang barokah, lalu berbuka puasa dengan hidangan yang nikmat tanpa ada gangguan dan rasa was-was sedikitpun. Sungguh sangat miris dan kontras dengan kondisi  mereka. Mereka harus sahur ditengah rasa cemas dan berbuka dibayangi rasa takut. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib adik-adik kecil muslimku disana? Sementara anak-anak kecil di sekitar rumahku sibuk dengan petasan mereka sesaat menjelang dan sesudah shalat tarawih, tetapi adik-adik kecilku di Gaza menangis ketakutak bahkan menangis karena kehilangan orang tua, kakak, atau adik bahkan saudara mereka. Ya Allah... cobaan apa lagi ini?

Airmata ini menetes, tak sanggup dibendung. Aku pun tak bisa membayangkan, apa aku sanggup bila aku berada di posisi mereka, ya Rabb? Sungguh cobaan mereka begitu berat. Apalagi ditengah bulan yang penuh berkah dan rahmat-Mu ini, mereka justru menerima bombardir seperti ini. Dimana hatimu, tuan-tuan? Apa tidak ada sedikit saja rasa iba kepada mereka, kaum muslim dan muslimah yang sedang berpuasa? Paling tidak, apa kalian tidak iba melihat adik-adik kecil itu menangis ketakutan gara-gara bom-bom dan serangan bertubi-tubi yang kalian lakukan? Apa kalian tidak iba melihat mereka kehilangan sanak keluarga, kakak, adik, atau orang tua mereka?  Lihatlah mata mereka, apa kalian tidak merasa iba sedikitpun? Sungguh, Allah tidak pernah lalai dari apa-apa saja yang kalian perbuat.


Gaza, doaku mengiringi langkah kakimu dalam membela agama Allah...

Untuk saudara-saudara muslimku yang sedang memperjuangkan agama Allah di Gaza. Aku tahu, aku tidak pernah merasakan apa yang kalian rasakan. Aku pun tidak pernah bisa mengerti bagaimana rasanya. Tapi satu yang aku selalu tahu dan rasakan, bahwa muslim itu seperti tubuh, saat salah satu anggota tubuhnya terluka, anggota tubuh yang lain juga pasti akan merasakan sakitnya, begitu juga denganku. Aku mohon bertahanlah, bertahanlah dalam membela agama Allah. Semoga kelak Allah memberi gelar Syahid di akhir hidup kalian. Sungguh, cobaan yang kalian lalui dan rasakan begitu berat. Aku, saudari muslimah kalian hanya bisa mengirimkan doa dari Indonesia, untuk kalian. Semoga Allah memberi kalian kekuatan hati untuk melalui cobaan dan menjaga iman kepada Allah, kesabaran yang luar biasa untuk bertahan, dan fisik yang kuat untuk melawan musuh-musuh Allah. Semoga Allah melindungi kalian semua, saudara-saudara muslimku. Semoga di bulan Ramadhan nan berkah ini, cobaan-cobaan yang kalian lalui menjadikan iman kalian semakin kuat dalam membela agama Allah. Doaku menyertaimu, Gaza... :''')))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik...

Career switch: A regret, no?

Setelah lebih dari dua tahun gue memutuskan untuk memulai karir pekerjaan dengan menjadi seorang SEO content writer, this month I'm officially signing out . Keputusan ini sebenarnya udah lama pengen gue buat, tapi banyak pertimbangan yang harus gue pikirin sebelum mengambil langkah untuk mengundurkan diri dari pekerjaan gue.  Apakah gue menyesal untuk resign ? Nggak. Gue ngambil keputusan ini setelah melakukan diskusi yang matang dengan diri sendiri dan suami. Pengalaman selama bekerja ini sangat bermanfaat bagi gue yang awalnya buta dengan adanya job diversity yang ada di dunia ini, haha.  Gue pikir, pekerjaan itu ya sebatas di kantor atau yang punya titel profesi aja, contohnya dokter, dosen, perawat, petani, dsb. Ternyata setelah nyemplung disini, gue jadi tau kalau kita bisa dapat banyak kesempatan yang luas kalau kita bisa lihat peluang dan membuka mata lebar-lebar. Di tahun-tahun gue bekerja sebagai SEO content writer, pada akhirnya, gue menyadari bahwa ada yang hilang ...

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Se...