Bulan Juli ini adalah bulan yang ditunggu-tunggu. Bulan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Swt. Iya, bulan Ramadhan yang indah dan damai. Bisa dibilang, bulan Juli adalah bulannya umat muslim di seluruh dunia, dimana mereka diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Allah juga menebarkan rahmat, berkah, dan ampunan-Nya di bulan ini. Bulan Ramadhan terasa begitu spesial karena hanya ada satu tahun sekali, dan belum tentu tahun depan kita bisa merasakan bulan nan suci ini. Tapi, disaat sebagian besar umat muslim merasakan berkah Ramadhan dan damainya hati di bulan nan indah ini, dibelahan bumi bagian lain saudara-saudara muslim kita sedang menderita. Bom-bom mematikan mengintai mereka setiap saat. Sungguh kontras dengan keadaan kita, umat muslim yang berbahagia menyambut Ramadhan, mereka justru sedang diuji dengan ujian yang berat oleh Allah.
Airmata ini menetes, tak sanggup dibendung. Aku pun tak bisa membayangkan, apa aku sanggup bila aku berada di posisi mereka, ya Rabb? Sungguh cobaan mereka begitu berat. Apalagi ditengah bulan yang penuh berkah dan rahmat-Mu ini, mereka justru menerima bombardir seperti ini. Dimana hatimu, tuan-tuan? Apa tidak ada sedikit saja rasa iba kepada mereka, kaum muslim dan muslimah yang sedang berpuasa? Paling tidak, apa kalian tidak iba melihat adik-adik kecil itu menangis ketakutan gara-gara bom-bom dan serangan bertubi-tubi yang kalian lakukan? Apa kalian tidak iba melihat mereka kehilangan sanak keluarga, kakak, adik, atau orang tua mereka? Lihatlah mata mereka, apa kalian tidak merasa iba sedikitpun? Sungguh, Allah tidak pernah lalai dari apa-apa saja yang kalian perbuat.
Gaza, aku mohon bertahanlah...
Sesak hati ini saat mendengar berita di tv jika Gaza mendapat serangan bertubi-tubi yang dilakukan oleh Israel. Bergetar tubuh ini bila membayangkan betapa menderitanya saudara-saudara muslimku yang sedang berjuang, berpuasa ditengah-tengah ancaman teror bom yang mematikan. Sementara aku disini? Aku bisa menikmati sahur yang barokah, lalu berbuka puasa dengan hidangan yang nikmat tanpa ada gangguan dan rasa was-was sedikitpun. Sungguh sangat miris dan kontras dengan kondisi mereka. Mereka harus sahur ditengah rasa cemas dan berbuka dibayangi rasa takut. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib adik-adik kecil muslimku disana? Sementara anak-anak kecil di sekitar rumahku sibuk dengan petasan mereka sesaat menjelang dan sesudah shalat tarawih, tetapi adik-adik kecilku di Gaza menangis ketakutak bahkan menangis karena kehilangan orang tua, kakak, atau adik bahkan saudara mereka. Ya Allah... cobaan apa lagi ini?Airmata ini menetes, tak sanggup dibendung. Aku pun tak bisa membayangkan, apa aku sanggup bila aku berada di posisi mereka, ya Rabb? Sungguh cobaan mereka begitu berat. Apalagi ditengah bulan yang penuh berkah dan rahmat-Mu ini, mereka justru menerima bombardir seperti ini. Dimana hatimu, tuan-tuan? Apa tidak ada sedikit saja rasa iba kepada mereka, kaum muslim dan muslimah yang sedang berpuasa? Paling tidak, apa kalian tidak iba melihat adik-adik kecil itu menangis ketakutan gara-gara bom-bom dan serangan bertubi-tubi yang kalian lakukan? Apa kalian tidak iba melihat mereka kehilangan sanak keluarga, kakak, adik, atau orang tua mereka? Lihatlah mata mereka, apa kalian tidak merasa iba sedikitpun? Sungguh, Allah tidak pernah lalai dari apa-apa saja yang kalian perbuat.
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting