Langsung ke konten utama

Jas Almamater Story: Goes to Malaysia Chapter 3

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh teman-teman bloggies! Senang rasanya saya bisa kembali nulis dan berbagi pengalaman disini. Kali ini saya mau melanjutkan pengalaman saya GET LOST IN MALAYSIA wkwk. Yuk langsung aja simak!

Drama Chpt. 4 - Besok kita ke KBRI
Singkat cerita, setelah kamar hotel sebelumnya sudah penuh. Kami akhirnya mendapatkan hotel yang lebih nyaman dan layak. Jarak hotelnya tidak jauh dari hotel sebelumnya. Jarum jam saat itu menunjukkan pukul 19.00 waktu Malaysia tetapi belum ada tanda-tanda Dimas dan Sony menyusul kami ke Kuala Lumpur. Saya dan Emma mulai khawatir dan menebak-nebak "Masa sih mereka nyasar?" "Aduh kalo mereka kenapa-kenapa gimana?" "Ah tapi ga mungkin, mereka cowok, pasti baik-baik saja ntar juga balik sendiri". Sementara itu kami mencoba menenangkan diri, saya berkemas untuk pergi mandi karena seharian muter-muter membuat saya gerah. Di hotel itu hanya tersedia dua kamar mandi setiap lantainya, maklum hotel kelas back packer yaaa. Setelah mandi dan berbenah, saya melihat jam tangan lagi, "Waduh, udah jam 19.20 an ini kok masih belum ada tanda-tanda" batin saya. Lalu, saya dan Emma berinsiatif untuk pergi ke hotel sebelumnya untuk memberikan notes yang memberitahukan bahwa kami telah pindah hotel. Selepas kami berbenah dan bersiap-siap, kami langsung keluar dan pergi menuju hotel sebelumnya. Sesampainya disana, kami bertanya pada recepcionist "Pak cik, tadi ada dua orang laki-laki kesini selepas kami datang tak?" tanyaku menggunakan logat sedikit melayu. "Tak ade lah, tadi kalian orang bertujuh kan? Tak ade lagi. Ada apa?" "Begini pak cik, kami kehilangan dua orang teman kami. Mereka hanya tahu alamat ini saja, boleh tak saya tinggalkan notes disini kalau saja mereka mampir kesini?" "Oh, boleh saja. Tulis disini saja, kasih nomor kamu sekalian biar mudah". Akhirnya saya meninggalkan notes untuk Dimas dan Sony supaya segera menghubungi saya ketika mereka sudah sampai di hotel itu. Setelah mengucapkan terimakasih pada recepcionist, saya berpamitan keluar. 
Dari hotel itu, saya dan Emma memutuskan membeli oleh-oleh ala kadarnya terlebih dahulu titipan teman-teman di daerah China Town alias di sekitar hotel tempat kami menginap. Namun, selama membeli oleh-oleh itu, tidak dipungkiri pikiran kami melayang kemana-mana memikirkan nasib Dimas dan Sony yang tidak kunjung ada kabarnya. Setelah kami beli oleh-oleh sekedarnya, kami memutuskan pergi ke Sentral Market yang berada diseberang jalan, tak jauh dari China Town. Sesampainya di Sentral Market, saya bingung, entah mau ngapain disana. Pikiran udah kalut, bingung, khawatir, capek, campur aduk jadi satu. Sementara itu, ditengah kegamangan hati dan pikiran memikirkan dua orang teman yang entah dimana, kami bertemu dengan rombongan UB lainnya dan mereka mengajak kami makan. Akhirnya saya putuskan ikut. Tapi, setelah sampai di tempat makan, saya dan Emma tidak berselera makan sama sekali sebelum dua orang teman kami ketemu. Teman kontingen UB, Ayu, memaksa kami makan, tetapi tetap saja, nafsu makan seakan hilang walau badan kami sudah super duper lelah. Kami berdua hanya memutuskan memesan minuman es lemon tea sebagai pelepas penat dan dahaga. Ditengah cengkrama para kontingen, tidak ada yang tahu, saya sempat menangis karena memikirkan Dimas dan Sony. Sounds so cengeng tapi ya memang saya nangis saking stressnya wkwk. Setelah kurang lebih 30 menit berlalu, Emma memutuskan mengajak saya berbelanja saja untuk menghilangkan stress. "Cas, ayo belanja aja deh. Besok kalo mereka emang belum ketemu, kita ke KBRI sama ke kantor polisi wes. Daripada wasting time gini malah nggak dapat apa-apa". Saya pun manut. Setelah berpamitan dengan teman-teman kontingen UB lainnya, saya beranjak meninggalkan restoran itu dan berjalan-jalan membeli oleh-oleh lainnya di Sentral Market untuk teman-teman dan kerabat di Indonesia.

Drama Chpt. 5 - Seven Eleven
Selepas dari belanja oleh-oleh di Sentral Market, karena capek dan stress akhirnya kami lapar. Kami memutuskan membeli makan diluar area Sentral Market karena harganya lumayan menguras kantong anak backpacker. Setelah berjalan-jalan disekitar kami menemukan Seven Eleven dan langsung menuju kesana. Ditengah perjalanan, ditengah jalan, diantara lampu merah perempatan, kami ditegur sapa oleh teman-teman dari Kudus, Jawa Tengah. "Mbak, dari Jawa ya?" "Wah iya, kalian dari Indonesia juga, Jawa?" "Iya mbak, wah senang bisa ketemu orang Indonesia juga disini". Well, kami bercengkrama di tengah jalan itu, bercerita sedang apa di Malaysia dan lain sebagainya, hingga akhirnya kita berpisah di perempatan jalan untuk menuju tempat tujuan masing-masing. Saya dan Emma langsung menuju Seven Eleven untuk membeli makanan. Ditengah-tengah memilih makanan, saya mengecek HP dan ternyata.................ADA MISSCALL DARI DIMAS! Omaygat itu senengnya masya Allah haha. Saya langsung menelfon balik dan menanyakan keberadaannya dimana dan memintanya untuk tetap menunggu disana agar saya dan Emma saja yang menghampiri. Setelah itu, kami langsung bergegas menuju Petaling Street, didekat hotel kami menginap dan langsung saja kami menangkap sosok Sony sedang celingak-celinguk seperti mencari orang (kayanya sih nyari kita). Saya langsung memanggil dia "Son! Dimas dimana?" "Disana, ayo, kita lagi charging HP di counter sana". Saya mengikuti Sony dan disepanjang jalan itu saya ngomel-ngomel seperti radio rusak haha. Sesampainya di counter, mereka menceritakan kronologi sebenarnya. Mulai dari tas dan passport yang masih ditempat semula, di depan loket! Salah stasiun, kereta lambat datang, HP lowbat, dan nggak ada paketan data! Akhirnya, kami berempat bergegas menuju hotel dan merebahkan badan di kamar masing-masing. Saya memutuskan besok saja jalan-jalan lagi karena malam itu jam sudah menunjukkan pukul 22.30 an lebih. Kami pun beristirahat.

23 Agustus 2017 - PETRONAS TWIN TOWERS





Keesokan harinya, kami bersiap-siap menuju Twin Towers. Pukul 08.00 waktu Malaysia, kami keluar hotel dan bergegas menuju Stesen Pasar Seni menuju KLCC untuk kemudian menuju Petronas Twin Towers. Perjalanan hanya ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kereta api + jalan kaki. Sesampainya disana, kami langsung saja berfoto-foto ria dengan background Twin Towers. Dimas membeli fish eyes dengan sukarela seharga 10 MYR karena kalau tidak pake fish eyes, menaranya ngga kelihatan hehe. Kami menghabiskan waktu disana kurang lebih 1 jam lalu memutuskan membeli sarapan dan kembali ke hotel karena harus check out pukul 12.00 siang waktu Malaysia.

Drama Chpt. 6 - Ini semuanya 55 RINGGIT!
Sesampainya di hotel, saat kami akan check out, salah satu tim dari UB menawarkan pada kami untuk menitipkan barang-barang kami di kamar mereka dulu karena mereka baru check out keesokan harinya mengingat pesawat mereka dijadwalkan tanggal 24 Agustus 2017 pagi. Alhamdulillah, kami pun menitipkan barang-barang kami dan kembali keluar untuk membeli oleh-oleh dari Dimas dan Sony di daerah Sentral Market dan China Town. Kami berkeliling-keliling Sentral Market selama kurang lebih 45 menit lalu memutuskan untuk membeli sisanya di China Town karena lebih murah. Saya juga memutuskan membeli kaos di China Town untuk adik saya. Setelah berkeliling, akhirnya kami menemukan tempat yang menjual kaos lumayan murah untuk ukuran jumbo. Mulanya saya membeli 3 baju, namun saya merasa terlalu banyak, akhirnya saya memutuskan membatalkan satu baju. "Pak cik, ini saya tidak jadi yang biru, yang abu dan ini (magenta) saja", tapi saat itu seolah Pak cik ini tidak mendengar dan justru memaksa saya membeli dan tiba-tiba memberikan totalan "Ini semuanya 55 ringgit!" Astaga pikirku. Ini orang ngeselin amat dah ah. Daripada berdebat, saya putuskan bayar saja walaupun setelah itu saya ngomel-ngomel. Dimas yang ada di sebelah saya cuma bisa ketawa-ketawa nyengir so menyebalkan -____- Setelah berbelanja, kami kembali ke hotel untuk berkemas dan berangkat menuju bandara.  Kami ke bandara menggunakan kereta api dari Stesen Pasar Seni menuju KL Sentral, lalu dilanjutkan menggunakan bus menuju KLIA2. Di bandara KLIA2 kami langsung bergegas menuju counter Air Asia untuk membeli bagasi tambahan. Kami harus membeli 4 jam sebelum flight agar harga bagasi lebih murah, karena jika membeli kurang dari 4 jam sebelumnya, harganya bisa 2x lipat seperti saat kami berangkat dahulu. Alhamdulillah, bagasi aman! Selanjutnya kami menunggu di KFC hingga check in Air Asia flight XT*TIIITT* dibuka pukul 17.30 an. 

Drama Chpt. 7 - Ini sudah nikah?
Pada pukul 17.30, kami memutuskan beranjak dari KFC menuju mesin self-check in untuk mencetak tiket. Saat melakukan pencetakan tiket, kami juga harus scan passport. Nah! Saat scan ini, passport Sony dan Emma sempat bermasalah karena tidak bisa discan, oh what kind of drama is this! Scanning berlangsung lamaaaaaaaaa hingga hampir saja kami mau lapor ke petugas. Tapi alhamdulillah, saat saya mencoba scan passport Emma, alhamdulillah berhasil yay. Selanjutnya, kami menuju counter untuk check in bagasi. Saat sampai di counter, tiba-tiba petugasnya dengan ramah bertanya "Sudah pada nikah ya?" seketika kami tertawa dan sontak menjawab "Belum pak belum". Lalu beliau menimpali "Oh saya kira sudah hehe. Nanti kalau misal sudah hamil, harus lapor ya sebelum flight demi safety". Saya dan Emma saling melirik dan tertawa. Setelah check in bagasi selesai, kami menuju ruang tunggu akhir di gate Q9 sesuai dengan petunjuk yang ada pada boarding pass kami. Namun, saat kami sampai di Q9, salah seorang petugas memberi tahu bahwa gate kami pindah ke Q3 which is itu jauhhhhhh dari Q9. Akhirnya, kami kembali ke gates Q3 dan menunggu pesawat kami siap. Pukul 19.20, gates pesawat kami dibuka dan kami pun satu persatu memasuki pesawat. Alhamdulillah, pukul 21.20 WIB kami mendarat dengan selamat di bandara International Juanda Terminal 2. 
MORAL VALUE
1. Pesawat Delay
Alhamdulillah karena pesawat delay hingga esok pagi, kami tidak perlu menginap di bandara Kuala Lumpur selama 12 jam dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk sarapan pagi hehe
2. X Banner Ketinggalan
Alhamdulillah, kami diajari untuk survive di negara orang, berpikir cepat, berpikir cerdas, dan tepat. Menggunakan segala hal yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah. THINK OUT OF THE BOX!
3. Passport Ketinggalan
Alhamdulillah, kami jadi lebih aware dengan tas kami, terutama passport karena itu bagaikan KTP di negeri orang
4. Hape Hilang
Alhamdulillah, hikmah HP Emma yang hilang adalah Emma jadi beli HP baru wkwk. Ngga deng, kejadian ini membuat kami juga lebih hati-hati kalo buka-buka tas di ruang publik dan saya jadi lebih sering mengingatkan teman-teman terkait barang berharga bawaan mereka. Hikmah lainnya, HP harus selalu kesambung dengan internet biar bisa dicari pake Find My Device kalo ada apa-apa
5. Kehabisan Kamar
Alhamdulillah, walaupun kehabisan kamar, saya malah bersyukur karena hotel sebelumnya agak menyeramkan hehe dan alhamdulillah uang booking dari Traveloka sudah dikembalikan 100%
6. Dimas dan Sony Hilang
Alhamdulillah, hilangnya dua orang ini membuat kami lebih peduli dan care sama teman-teman wkwk.  Selain itu, dari hilangnya mereka ini kami mendapatkan hikmah.... Apa ya? Maaf tidak bisa diekspos wkwk. Pokoknya alhamdulillah alaa kulli haal 


Sebenarnya masih banyaaaaaak banget moral value/hikmah yang kita dapat tapi sepertinya kalau ditulis semua nanti nggak muat dan jadi ber-chapter chapter hehe. Yasudah, sekian ya! Terimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca sepotong kisah kehidupan ini wkwk. Semoga bermanfaat! Mohon maaf kalau ditulisan saya ada kesalahan. Kesalahan dan khilaf sepenuhnya milik saya, dan kesempurnaan hanya milik Allah. Akhir kata, terimakasih. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.



Penulis



Casilda Aulia Rakhmadina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku