Langsung ke konten utama

Ruang kecilku disini

Ini adalah sekumpulan, entahlah bisa dibilang sesuatu yang tidak bisa terucap namun hanya bisa tertulis. Selamat membaca :)

Yang kutahu, saat aku mecoba untuk membawa raga ini pergi kemanapun. Mencoba untuk benar-benar menghilang sejenak dari segala hiruk pikuk hati ini. Aku bahkan tidak bisa mengelak, sepotong hatiku terbawa olehnya, pergi bersamanya. -Cas
Aku sudah mulai menghapus setiap jengkal memori. Berusaha menutupi, memendam, menguburnya dalam-dalam. Entahlah, aku sudah kehilangan rasa percaya lagi. Iya, dia memang sahabatku, sahabat terbaikku. Tapi, sejauh apapun aku berlari, sekuat apapun aku mencoba menghindari, kenapa rasa itu tetap bertahan? Bertahan dalam pemahaman yang berbeda. -Cas

Seperempat hatinya telah terisi dengan seseorang yang baru, dan tiga perempatnya lagi, aku. Sungguh aku tidak pernah menginginkan ini terjadi. Maka sejak aku mengetahui itu semua, aku memutuskan untuk mengalah. Membiarkan semua luka dan rasa itu mengalir pergi bersama linangan airmata. Menggores cerita diatas selembar sajadah. Mengupas semua memori dengan Tuhan, bercerita sepuas hati. Karena hanya Dia yang paling mengerti. -Cas

Awalnya, aku meminta penjelasan kepada langit yang luas, kepada bulan yang bergelayut indah diatas langit malam, kepada bintang yang redup, kepada burung yang berterbangan bebas, kepada semut-semut yang sibuk bergotong-royong mengangkut remah-remah kue diatas lantai kamarku, tertunduk lesu disudut malam, menangis dalam tidur. Namun sekarang, aku sudah berjanji, aku sudah tidak akan lagi meminta penjelasan yang tiada guna itu. Dia telah pergi, benar-benar pergi. -Cas

Dengan ini aku belajar melepaskan, menerima, mengikhlaskan. Aku percaya, Allah itu baik, waktu juga baik. Biarkan semua mengalir seperti ini. Aku belajar memahami dan mengerti, dan aku memutuskan pergi. Membawa hatiku dan semua rasa itu kembali seperti dulu saat aku belum pernah mengenalnya sebagai sahabatku. -Cas

Sungguh, biar waktu yang menjawab dengan segala cara uniknya. Sungguh, memendam dalam diam itu memang yang terbaik. Berbisik dalam doa, dan tetap setia sebagai sahabat. Biarlah aku seperti itu, biarlah semua seperti sekarang. Aku menerima, dan aku melepaskan segala rasaku untukmu dan dia :) -Cas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku