Langsung ke konten utama

Ayo, Jadikan Media Sosialmu sebagai Ladang Dakwah!



Assalamu'alaikum wr. wb saudara muslim dan muslimahku sekalian. Semoga kalian tetap berada dalam lindungan Allah swt. Aamiin. Nah, beberapa artikel yang lalu saya sudah menjelaskan tentang Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Modern. Materi-materi yang telah saya sampaikan kemarin memang terkesan cukup "berat" ya... Kali ini saya akan mengangkat topik yang ringan, santai tapi tetap berbobot dan bermanfaat In shaa Allah^^. Belakangan ini, media sosial semakin menjamur. Mulai dari instagram, path, facebook, twitter, line, blackberry messenger, whatsapp dan lain sebagainya. Pemakainya pun tidak kalah banyak. Semakin banyak jenis media sosialnya, semakin banyak pula user nya bukan? Kalau tidak dimanfaatkan dengan bijak, media sosial malah akan membawa kemudharatan. Saya sering menjumpai berbagai perkataan yang terlihat tidak pantas terucap di media sosial. Berbagai kalimat umpatan, sindiran, cacian, makian dan lain sebagainya. Padahal seperti kita ketahui bahwa, tiap-tiap apa yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggung jawaban nanti di akhirat, termasuk tutur kata dan etika kita dalam menggunakan media sosial. Seperti yang dikutip dalam beberapa ayat dalam surat-surat yang terdapat pada Al-Qur'an berikut ini :

Qur'an Surat Qaaf : 16-19




“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.”

“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” 

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” 

“Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” 


Qur'an Surat Az-Zukhruf : 80



“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?  Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” 
 

Qur'an Surat An-Nur : 24


"Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
 

Qur'an Surat Yunus : 61


“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.  Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Al Lauhmahfuz).”


Bukan hanya disinggung dalam Al-Qur'an saja, bahkan bahaya dari lisan yang tidak dijaga pun disinggung dalam beberapa hadits shahih. Berikut adalah hadits-hadits shahih yang menyinggung tentang bahaya tidak dijaganya lisan :

 

1. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Mu’adz sambil memegang lisannya:

“Jagalah ini olehmu”, dan setelah Mu’adz mengatakan:

“Wahai Nabi Allah, apakah kita akan diambil (sebagai dosa) dengan apa yang kita ucapkan.” Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Ibmu kehilanganmu wahai Mu’adz, apakah  manusia diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka atau leher-leher mereka kecuali disebabkan sebab-sebab lisan.” (HR. Tirmidzi)

Al Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata: “Dan Maksud dari sebab lisan-lisan adalah: ganjaran perkataan yang haram dan siksa-siksanya, karena sesungguhnya seorang manusia akan menanam perkataan dan perbuatannya, baik berupa kebaikan ataupun keburukan, kemudian ia akan menuai pada hari kiamat dari apa yang telah ia tanam, maka barangsiapa yang menanam kebaikan dari perkataan atau perbuatan maka ia akan menuai kemuliaan dan barangsiapa yang menanam keburukan dari perkataan dan perbuatan niscaya akan menuai penyesalan kelak besok hari kiamat.” (Lihat kitab Jami’ Al ‘Ulum Wa Al Hikam.)



2. Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:   

عَنْ أَبِى أَيُّوبَ الأَنْصَارِىِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ عِظْنِى وَأَوْجِزْ. فَقَالَ « إِذَا قُمْتَ فِى صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ وَلاَ تَكَلَّمْ بِكَلاَمٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَداً وَاجْمَعِ الإِيَاسَ مِمَّا فِى يَدَىِ النَّاسِ ».

Artinya: “Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu anhu berkata: “Pernah datang seseorang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia berkata: “Nasehatilah aku dan ringkaslah”, lalu beliau bersabda: “Jika kamu berdiri di dalam shalatmu, maka shalatlah dengan shalatnya seorang yang ingin berpisah dan janganlah kamu berbicara dengan perkataan yang kamu minta maaf dari besok harinya, dan berputus asalah dari (berharap kepada) apa yang ada di atangan-tangan manusia.” (HR. Ahmad)



Dapat dilihat bukan? Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih memperingatkan kita untuk terus menjaga lisan agar lisan yang telah diamanahkan pada kita ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya agar tidak menjadi sesuatu yang malah membawa kemudharatan bagi kita. Naudzubillah...

Lalu, bagaimana media sosial ini dikelola dengan baik? | Jawabannya adalah #YukDakwah!

Dakwah? Kok mainstream banget ya? | Dakwah itu bukan hanya sekedar kalian berceramah di depan orang banyak atau harus bergelar ustadz atau ustadzah. Dakwah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja kok

Nanti dikira sok alim gimana? | Kamu peduli dengan perkataan manusia yang tidak tahu maksud kebaikanmu, atau mengharap ridho Allah semata? Abaikan suudzan mereka terhadap dirimu, cukuplah Allah dan kamu yang tahu maksud hati nuranimu :)

Cara dakwah yang baik gimana? | Gampang kok. Asal ada kemauan, pasti bisa. Lewat sikap dan perbuatanmu sehari-hari yang mencerminkan kehidupan seorang muslim yang baik bisa menarik perhatian umat non-muslim atau bahkan umat muslim yang lain untuk mencontohnya kok. Dakwah juga nggak perlu menggebu-gebu, sampaikan dari hati tanpa emosi. Yang paling penting adalah apa yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik :)

Lalu, kalau dakwah lewat media sosial gimana? | Ini malah asik banget! Kamu tetap bisa bermain media sosial tetapi diselingi dengan menebar kebaikan

Contohnya gimana? | Misalkan di instagram atau path yang biasa digunakan untuk posting foto-foto, daripada instagram-mu hanya digunakan untuk posting foto-foto selfie, lebih baik digunakan untuk posting quotes-quotes islami. Jadi, posting sesuatu yang bermanfaat bagi kamu dan orang lain. Sambil ber med-sos, sambil berdakwah. Keren kan! #YukDakwah

Kalau melalui tulisan? | Kalau tulisan bisa lewat facebook, twitter, dan blog. Daripada facebook dan twittermu digunakan untuk menulis status-status galau yang tidak memberi manfaat bagimu dan orang lain (terkadang malah membuat orang lain ikut-ikutan galau) lebih baik post status yang diselipi ajakan menuju kebaikan. Kan bermanfaat bagi orang lain, siapa tahu melalui status yang kita  tulis, orang tersebut menyadari maksud yang kita tulis dan berubah ke arah yang lebih baik, itu pahala kan? #YukDakwah

Iya sih, tapi ilmu pengetahuan agamaku kurang. Gimana dong? | Seperti yang sudah saya tulis tadi, kalau ada kemauan pasti ada jalan. Terus belajar memperdalam ilmu agama. In shaa Allah, Allah bakal bantu kok kalau itu memang untuk kebaikan :) #YukDakwah


#YukDakwah! Gunakan media sosialmu sebagai ladang untuk menebar kebaikan dan mendapat ridho Allah swt. Niatkan dalam hati untuk mengajak diri sendiri dan orang lain berhijrah ke arah yang lebih baik demi mendapat ridho Allah semata^^


Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuat semangat kita dalam menebar kebaikan semakin bertambah. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penafsiran. Terimakasih. Wassalamu'alaikum.

Penulis : Casilda Aulia Rakhmadina




Komentar

Posting Komentar

Thank you for visiting

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku