Langsung ke konten utama

Is the Qur'an God's word? (Part 2)

Assalamu'alaikum wr wb saudara muslim dan muslimahku sekalian. Semoga kalian semua tetap berada dibawah lindungan Allah swt, aamiin. Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan pagi hari yang indah 24 Desember 2014 ini.  Kali ini, saya akan melanjutkan topik pembuktian apakah Al-Qur'an, kitab suci kita merupakan kitab suci yang berisikan firman-firman Tuhan ataukah bukan. Langsung saja kita masuk ke topik perbincangannya. Bismillah...

The Holy Qur'an


Bukti Kedua : Ramalan-ramalan di dalam Al-Qur'an 1400 tahun yang lalu, terbukti benar.
Sebuah kitab suci akan dikatakan berisi firman-firman Tuhan apabila di dalamnya terdapat bukti autentik yang jelas dan tidak rancu antara surat satu dengan surat yang lain, dan ayat satu dengan yang lainnya. Selain itu, isi dari kitab tersebut haruslah autentik dan dapat dibuktikan kebenarannya. Alhamdulillah.. Al-Qur'an telah memenuhi semua uji untuk membuktikan apakah memang Al-Qur'an berisikan firman-firman Allah swt. Dalam bukti kedua ini, saya akan menyajikan beberapa "ramalan" dalam Al-Qur'an yang telah terbukti kebenarannya.

1. Ibadah Haji/Umroh

Allah ta'ala berfirman : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang memenuhi seruanmu dengan jalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” (QS. Al-Hajj : 27).

Ketika menerima dan menyampaikan wahyu tersebut, tidak pernah terbayangkan jika manusia seluruh dunia akan berbondong-bondong mendatangi kota Mekkah dan Madinah. Apalagi pada saat itu dakwah Rasulullah Muhammad SAW sedang mengahadapi situasi genting akibat serangan bertubi-tubi dari kaum kafir Quraisy, sehingga perkembangan agama Islam terlihat belum terlalu berpengaruh. Alhamdulillah, saat ini terbukti, setiap tahun jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia memenuhi tanah suci Mekkah dan Madinah menunaikan ibadah haji ataupun umroh. Sungguh ramalan Al-Qur’an 1400 tahun yang lalu terbukti benar adanya.

2. Dua air yang mengalir berdampingan, namun tidak bersatu

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (Qs Ar-Rahman 19-20).

"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus" (Qs Al-Furqan 53).

Air laut yang asin bertemu dengan air tawar, tapi keduanya tidak bisa bercampur menjadi satu macam air. Kebenaran hal ini diakui oleh ilmu pengetahuan modern abad ke 20 ini. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Al-Qur'an diturunkan 1400 tahun yang lalu dimana belum terdapat peralatan canggih dan modern. Dan apabila orang-orang Yahudi dan Nasrani masih berpikir bahwa Al-Qur'an merupakan kitab suci yang bukan merupakan firman dari Allah, maka Allah sungguh cepat hisabnya. Subhanallah, ramalan Al-Qur'an itu terbukti kebenarannya. Gara-gara kedua ayat itulah, sebagaimana diberitakan Republika, seorang Oceanografer berkebangsaan Prancis, Jaques Yves Cousteau masuk Islam. Dari penelitiannya di Samudra Atlantik dan Mediterania ketika melakukan eksplorasi di bawah laut, ia berhasil mengungkap bahwa pertemuan dua laut itu tidak bercampur satu dengan yang lain. Ia menemui kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut.

Terpesonalah Costeau mendengar ayat-ayat Al-Qur'an itu. Kekagumannya terhadap ayat suci Al-Qur'an itu melebihi kekagumannya akan pemandangan laut dalam yang pernah dilihatnya. Menurutnya,  mustahil jika Al-Qur'an disusun oleh Muhammad SAW. Sebab, pada zaman itu belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

3. Kemenangan Bangsa Romawi
Berita yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar-Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (QS. Ar-ruum : 1-4)
Ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.

Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar-Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.).

Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan. Alhamdulillah, satu lagi "ramalan" dalam Al-Qur'an terbukti benar adanya (Dikutip dari https://m.facebook.com/notes/sahabat-neverends/ramalan-alquran-yang-terbukti-hingga-kini/198469076832173/)


Tulisan diatas merupakan sebagian kecil saja tentang "ramalan" di dalam Al-Qur'an yang telah terbukti kebenarannya. Masih banyak lagi, namun karena keterbatasan waktu maka saya hanya menuliskan tiga poin saja. Alhamdulillah. Al-Qur'an telah terbukti merupakan firman dari Allah swt berdasarkan berbagai uji ilmiah dan keautentikannya. Saya akan melanjutkan artikel ini di lain kesempatan apabila Allah masih mengizinkan. Semoga artikel ini memberi manfaat dan menambah ilmu bagi kita semua, aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan maupun penafsiran. Terimakasih, wassalamu'alaikum.

Penulis : Casilda Aulia Rakhmadina






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seputar Ilmu dan Teknologi Pangan (Food Science and Technology)

Assalamualaikum wr. wb. Hai bloggies! Ketemu lagi dengan saya di malam nan sendu dan syahdu habis ujan yang baru aja berhenti hehe. Nah, kali ini saya bakalan share sedikit nih tentang jurusan kuliah saya. Yap, Teknologi Hasil Pertanian program studi Ilmu dan Teknologi Pangan atau bahasa kerennya Food Science and Technology. Di tulisan ini, In shaa Allah saya akan share mengenai apa aja yang dipelajari di program studi ini, prospek ke depannya bagaimana, title yang didapat nanti apa dan masih banyak lagi. Saya niatin bikin tulisan ini udah lama banget tapi baru kesampaian sekarang karena alhamdulillah program studi ini peminatnya tiap tahun terus meningkat dan dicari! Wah, mantab kan? Yuk langsung aja kita bedah, Ilmu dan Teknologi Pangan! What is Food Science and Technology? Ilmu dan Teknologi Pangan atau dikenal dengan istilah Food Science and Technology mempunyai dua pengertian yang berbeda. Food science atau ilmu pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi fisik

Arti Nama *CASILDA* dalam SEJARAH ISLAM :)

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar. Terbayang kembali dalam memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja’far. Desanya yang terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang Spanyol, merupakan  desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa. Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi dasar Spanyol. Beberapa tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat dengan Saragosa itu. Semua

Sajak : Diam Lebih Baik (Silent is better)

Amarah yang datang menghampiri Terkadang membuatku diperdaya Panas membara didalam dada Ah.. serasa semua terkena imbasnya Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, hanya diamlah cara terbaik meredam amarah Saat aku mendapati beribu kekecewaan Seakan hati ini tak kuat bertahan Ingin rasanya berteriak sekencang yang aku bisa Menyalahkan takdir yang diberikan Sang Kuasa Tapi aku lebih memilih diam Karena aku tahu, jika aku terlalu banyak membicarakan kekecewaan itu Maka ia akan semakin membakar hatiku Ketika aku bersedih Aku hanya bisa menahan Mencoba meredamnya lebih dalam Bahkan airmata yang telah menetespun, aku seka Dan sekali lagi Aku lebih memilih diam Karena aku tidak ingin membagi kesedihanku kepada orang lain Cukuplah aku dan Allah yang tahu Mungkin ini adalah salah satu hal yang sulit Mencintai seseorang dalam diam Diam-diam mendoakannya dalam malam Tak luput menyebut namanya didalam setiap doa yang terpenjat Kenapa lebih memilih diam? Karena aku