The Qur'an and Modern Science Part 3

Assalamu'alaikum wr wb saudara muslim dan muslimahku sekalian. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan pada saya untuk berbagi ilmu melalui tulisan-tulisan ini. Kali ini saya kembali masih dengan topik yang sama, yakni Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Modern. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Ilmu Biologi dan Embriologi yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an. Langsung saja kita bahas topiknya berikut ini.

6) Ilmu Embriologi

Al-Qur'an adalah kitab suci yang sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu. Al-Qur'an berisikan firman-firman Allah dan telah terbukti kebenarannya melalui berbagai kajian ilmiah yang dapat diterima oleh akal pikiran manusia. Tidak ada keraguan sedikitpun pada kitab suci Al-Qur'an. Di dalam kitab suci ini, berbagai hal telah dituliskan dengan autentik dan berurutan secara sempurna. Mulai dari hal-hal kecil seperti bagaimana caranya bersilaturrahim hingga hal-hal kompleks seperti berumah tangga, hak waris, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Kali ini, saya akan membahas ilmu embriologi. Dalam beberapa ayat dalam surat-surat yang terkandung dalam Al-Qur'an, menjelaskan tentang awal mula terciptanya makhluk yang disebut manusia. Seperti yang ada pada salah satu Surat dalam Al-Qur'an berikut :

Qur'an Surat Al-Mukminun : 13-14

"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kamu jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik."

Embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme multiseluler. Cabang Ilmu ini dikemukakan pertama kali oleh Karl Ernst von Baer dan Heinz Christian Pander mengajukan teori perkembangan lapisan kuman, von Baer menemukan ovum mamalia pada tahun 1827. Masya Allah, Al-Qur'an telah menuliskan ini sejak 1400 tahun yang lalu. Apakah yang kalian ragukan lagi tentang kebenaran kitab suci yang mulia ini?

7) Ilmu Biologi

 

 

Ada sebuah pernyataan dari Dr. Zakir Naik dalam salah satu ceramahnya, bahwa "Al-Qur'an is not the book of Science. But, Al-Qur'an is the book of Signs".  Maksud dalam pernyataan ini adalah Al-Qur'an diturunkan bukan sebagai buku dari ilmu pengetahuan, tetapi sebagai buku dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat dibuktikan dengan Ilmu Pengetahuan. Al-Qur'an turun untuk dijadikan pedoman bagi seluruh umat, bukan hanya umat muslim saja. Bagi siapa saja yang mau menggunakan anugerah akal dan pikirannya untuk menelaah dan mencari tahu lebih dalam isi kandungan Al-Qur'an, maka mereka akan takjub dan tidak akan mengingkari kebenaran Al-Qur'an sebagai firman Allah. Dalam Ilmu Biologi, Qur'an menjelaskannya di beberapa surat dan ayat, namun kali ini saya akan menyebutkan salah satu ayat dalam Surat An-Nisaa : 56

Qur'an Surat An-Nisaa : 56

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Sebelum era penemuan ilmiah, semua orang percaya bahwa seluruh tubuh manusia bisa merasakan sakit. Sebelum peran ujung saraf di kulit itu ditemukan, manusia sudah belajar tentang keberadaan ujung saraf tertentu yang mengirimkan rasa sakit ke otak. Kulit berhubungan dengan sensitivitas karena mengandung mayoritas saraf.
Menurut klasifikasi sensitivitas kulit Dr Head, ada dua kelompok rasa:

1. Epictritic yang merasakan sesuatu yang sangat lembut, seperti sentuhan ringan atau sedikit perubahan suhu; dan,
2. Protopathic yang merasakan sakit dan perubahan besar suhu. Masing-masing kategori ini menggunakan sel-sel saraf tertentu selain reseptor lain untuk mensensor setiap perubahan lingkungan.

Reseptor ini dapat dikategorikan ke dalam empat macam:

1. Exteroceptors yang berkaitan dengan fakultas akal dan sentuhan dan yang mengandung sel-sel meissners dan merkels,
2. Krause End Bulbes yang terkait dengan dingin,
3. Ruffini Cylinders yang terkait dengan panas dan,
4. Nerve Endings yang dapat mengirimkan semua perasaan sakit fisik. Kulit dianggap sebagai bagian tubuh yang kaya dengan ujung saraf yang mengirim panas dan sakit.

Anatomi telah membuktikan bahwa orang-orang yang kulitnya telah terbakar tidak bisa merasakan sakit karena ujung saraf rusak. Hal ini berbeda dari orang yang memiliki luka bakar tingkat kedua, karena ia akan mengalami sakit parah karena ujung saraf tidak rusak, tetapi agak, terbuka.
Anatomi juga telah membuktikan bahwa usus kecil tidak punya reseptor. Namun, reseptor dapat ditemukan antara peritoneum dan lapisan luar usus. Area ini mengandung banyak organ kecil dikenal dengan nama pacini. Ukuran peritoneum adalah 20.400 kubik sentimeter, yang menjadikannya setara dengan ukuran lapisan luar kulit. Selain itu, reseptor pada usus serupa dengan yang ada di kulit.
Allah SWT menjelaskan kepada kita dalam ayat pertama bahwa kulit adalah bagian tubuh yang akan menerima hukuman, karena ada hubungan antara kulit dan sensasi rasa sakit. Ayat juga mengatakan kepada kita bahwa ketika kulit terbakar (yakni di neraka), manusia tidak dapat lagi merasakan sakitnya hukuman. Karen aitu kulit yang terbakar diganti dengan kulit segar baru di mana saraf yang berfungsi dengan baik dan dapat menularkan rasa sakit.

Dengan cara ini, seorang kafir akan menderita karena penyangkalannya terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan kepada kita bahwa sebagian besar saraf ditemukan di kulit. Sebelum penemuan mikroskop dan kemajuan yang dicapai dalam bidang anatomi, tidak ada manusia bisa memiliki pengetahuan tentang fakta ilmiah yang telah dijelaskan Alquran empat belas abad yang lalu ini. Ini merupakan sebuah keajaiban dan tanda kekuasaan Allah.
(Dikutip dari www.eramuslim.com)

Subhanallah....
Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya.
Banyak orang-orang non-muslim yang menyangkal kebenaran isi Al-Qur'an dengan alasan Rasulullah Muhammad SAW lah yang menulis sendiri kandungan-kandungan Al-Qur'an.
Sekarang, mari kita berpikir. Apakah mungkin Nabi Muhammad memprediksi adanya fenomena-fenomena yang ada di zaman modern abad 20 ini padahal beliau hidup sekitar abad ke 7 dimana masih belum ada peralatan-peralatan canggih? Apakah mungkin Nabi Muhammad seorang manusia biasa yang dimuliakan oleh Allah mengarang Al-Qur'an padahal kita tahu bahwa manusia itu tempatnya salah? Apabila memang mereka mengira Al-Qur'an buatan Nabi Muhammad, pastilah banyak kerancuan dan kekeliruan di dalamnya, tetapi buktinya Al-Qur'an adalah kitab suci yang terjaga keasliannya sampai detik ini dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui kajian-kajian ilmiah, Alhamdulillah.

Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan dan iman kita. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan atau penafsiran. Manusia adalah tempat salah dan dosa, hanya Allah lah yang Maha Benar dan Bijaksana. Terimakasih. Wassalamu'alaikum.


Penulis : Casilda Aulia Rakhmadina